Bawang Putih Bikin Konsumen DKI Rugi Rp 247 M

Peneliti Indef Mirah Midadan mengatakan konsumen, khususnya di DKI Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 247 miliar akibat harga bawang putih.
Warga membeli bawang putih saat operasi pasar di kawasan Pasar Raya, Padang, Sumatera Barat, Senin, 17 Februari 2020. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra/aww)

Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Mirah Midadan mengatakan konsumen, khususnya di DKI Jakarta mengalami kerugian hingga Rp 247 miliar akibat harga bawang putih yang melambung pada awal Februari 2020.

Jumlah kerugian konsumen, kata Mirah menggunakan asumsi perhitungan konsumsi bawang putih dari total impor sebesar 480.000 ton dan dari pembelian harga bawang putih dengan harga rata-rata Rp 50.000 per kilogram (kg).

"Kenaikan harga bawang putih yang terjadi per 2 Februari sampai 14 Februari menyebabkan kerugian konsumen rata-rata sebesar Rp 247 miliar atau setara dengan seperempat triliun rupiah," ucap Mirah di Jakarta, Selasa, 18 Februari 2020 seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Pemerintah Harus Batasi Impor Bawang Putih China

Kemudian, data dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) menunjukkan harga bawang putih meningkat per 1 Februari 2020 dari Rp 40.000 per kg menjadi sekitar Rp 54.000 per kg pada 14 Februari 2020.

Namun demikian, melambungnya harga bawang putih ini hanya terjadi di pasar tradisional, sedangkan di pasar modern tercatat lebih rendah. Berdasarkan data PIHPS, harga bawang putih di pasar tradisional DKI paling tinggi sebesar Rp 69.150 per kg yang terjadi pada 11-14 Februari 2020.

Sementara, harga bawang putih di pasar modern DKI Jakarta tertinggi sebesar Rp 43.850 per kg selama dua pekan dari 5-18 Februari 2020.

Kenaikan yang terjadi hanya di pasar tradisional menurutnya, karena pasar modern cenderung bisa menahan harga lebih stabil sebab memiliki gudang stok bawang putih. Sehingga ketika sewaktu-waktu terjadi lonjakan, pasokan dapat dikeluarkan dan harga cenderung lebih murah daripada pasar tradisional.

"Kemungkinan lainnya, ada kerja sama yang memang terjadi di pasar modern untuk mendapatkan harga bawang putih yang lebih murah, bisa dari importir atau distributor langsung yang sudah bekerja sama," tuturnya.

Terkait wilayah, Mirah menjelaskan memang DKI Jakarta menjadi provinsi dengan harga bawang putih paling mahal di seluruh kawasan. "Bahkan harga bawang putih di Maluku, Papua, Sulawesi, lebih murah dari Jakarta," ujarnya.

Padahal, masuknya impor bawang putih melalui Pelabuhan Tanjung Priok, di mana biaya logistik seharusnya tidak terlalu tinggi. Mira pun saat ini masih mempertanyakan kemungkinan kenapa harga bawang putih menjadi lebih tinggi dari yang lain.

"Apakah memang setinggi itu 'demand' dari Jakarta, atau ada permainan menahan stok bawang putih, bisa saja terjadi," kata dia. []

Berita terkait
Tanpa Impor, Mentan Klaim Stok Bawang Putih Aman
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut kelangkaan bawang putih akibat adanya kepanikan pasar akibat mewabahnya virus corona.
DPRD Jabar Tegaskan Jangan Import Bawang Putih
Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Partai Gerindra Ihsanudin meminta Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat tidak tergantung impor bawang putih.
Setop Impor, YLKI: Momen Kejayaan Bawang Putih Lokal
Ketua YLKI Lampung Subadra Yani Moersalin mengomentari langkah pemerintah menekan impor komoditas bawang putih dari China seusai virus corona.