Sibolga – Merebaknya isu virus corona, ikut berimbas terhadap kenaikan harga bawang putih di Pasar Sibolga Nauli, Kota Sibolga, Sumatera Utara.
Sejumlah pedagang di pusat pasar tradisional ini mengungkapkan, terjadi kenaikan harga bawang putih dalam sepekan terakhir.
Ardun, pedagang sayur dan bumbu dapur menjelaskan, pasokan bawang putih impor kini semakin terbatas. Akibatnya, harga menjadi naik. Diduga, terbatasnya pasokan bawang putih ini adalah efek dari mewabahnya virus corona.
“Tidak ada lagi pasokan bawang impor dari China. Ini yang ada ajalah, karena ada agen yang mungkin bisa dapatkan bawang putih. Sudah lima hari naik, mungkin karena virus corona di China, karena paling banyak ngirim dari sana,” ungkap Ardun, di lapak dagangannya, Senin 10 Februari 2020.
Saat ini, pembelinya sedikit. Mungkin lantaran harganya yang mahal
Dia mengatakan, harga bawang putih sekarang jadi Rp 52.000 per kilogram, sepekan lalu masih Rp 35.000 per kilogram. “Harga tebus (modal pembelian) naik, terpaksa harga jualnya dinaikkan,” kata Ardun.
Pedagang bumbu dapur dan sayuran di Pasar Sibolga Nauli. (Foto: Tagar/Dody Irwansyah)
Menurut Ardun, kenaikan harga ini membuat pelanggannya enggan membeli banyak. Umumnya pelanggan membeli secukupnya untuk kebutuhan dapur.
Mawar, pedagang lainnya juga membenarkan kenaikan harga bawang putih ini. Mawar malah menjualnya Rp 55.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp 30.000 per kilogram.
“Mungkin ini karena ada isu virus corona itu. Katanya gak datang lagi impor dari China, kan dari sana bawang putih,” ucap Mawar.
Kendati demikian, persediaan bawang putih yang ia punya cukup untuk menutupi permintaan satu bulan ke depan.
“Saat ini, pembelinya sedikit. Mungkin lantaran harganya yang mahal. Maka saya perkirakan stok bawang putih saya ini cukuplah untuk sebulan ke depan,” pungkasnya.[]