Jakarta - Jumlah korban yang tewas dalam serangan milisi di bangsal bersalin Rumah Sakit Dasht e-Barchi di Kabul, Afghanistan pada Selasa, 12 Mei 2020 bertambah menjadi 24 orang. Para ibu melahirkan bayi baru lahir dan perawat termasuk diantara korban tewas. Kementerian Kesehatan menyebutkan, sekitar 16 orang terluka dalam serangan itu.
Seperti diberitakan dari BBC News, Kamis, 14 Mei 2020, sembilan belas bayi telah dibawa ke tempat yang aman di rumah sakit anak-anak di Kabul. Namun banyak dari ibu mereka dikhawatirkan meninggal.
Sekitar 140 orang berada di rumah sakit pada saat itu, seorang dokter yang berhasil melarikan diri mengatakan kepada BBC
Baca Juga: Taliban dan Afghanistan Runding Damai Melalui Skype
Bangsal bersalin di rumah sakit Dast e-Barchi dioperasionalkan oleh badan amal medis internasional,Médecins sans Frontières (MSF). Sejumlah karyawan yang bekerja di rumah sakit tersebut merupakan warga negara asing.
Warga setempat yang menjadi saksi mata menyebutkan bahwa ia mendengar dua ledakan, kemudian tembakan pada awal serangan sekitar pukul 10 waktu setempat atau 05:30 GMT. Sekitar 140 orang berada di rumah sakit pada saat itu, seorang dokter yang berhasil melarikan diri mengatakan kepada BBC.
"Semua panik begitu mendengar suara tembakan," kata seorang dokter kepada kantor berita AFP. Sementara Ramazan Ali, seorang pedagang yang melihat serangan itu mengatakan kepada kantor berita Reuters, "Para penyerang menembaki siapa pun di rumah sakit ini tanpa alasan."
Selain bayi, setidaknya ada 12 ibu dan perawat yang tewas dalam serangan milisi di Rumah Sakit Dasht e-Barchi di Kabul, Afghanistan, Selasa, 12 Mei 2020. (Foto: Reuters|BBC).
Hari ini kita akan membawa mayatnya ke Bamiyan
Seperti dikutip AFP, seorang ibu melahirkan saat terjadi serangan. Wanita lain bernama Zainab telah melahirkan tepat sebelum serangan itu, lapor Reuters. Dia menamai bayi laki-lakinya Omid, yang berarti "harapan" dalam bahasa Dari, karena sudah sudah bertahun-tahun baru hamil.
Namun bayi yang sudah ditunggu-tunggu itu meninggal terkena serangan. Zainab belum tahu kalau bayinya sudah tidak ada. "Saya membawa menantu perempuan saya ke Kabul agar dia tidak kehilangan bayinya," kata Zahra Muhammadi, ibu mertua Zainab, yang tidak bisa menahan kesedihan atas meninggalnya cucunya. "Hari ini kita akan membawa mayatnya ke Bamiyan," tuturnya lagi.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan yang banyak memakan korban jiwa itu. Kelompok bersenjata Taliban membantah terlibat dalam serangan di rumah sakit itu.
Dalam insiden kedua hari itu, seorang pelaku bom bunuh diri menewaskan sedikitnya 32 orang di sebuah pemakaman di Nangarhar, di kawasan timur Afghanistan. Kelompok Negara Islam (IS) mengatakan pihaknya berada di balik serangan terhadap pemakaman komandan polisi di Nangarhar.

Secara keseluruhan, sekitar 100 orang tewas dalam kekerasan di sekitar Afghanistan pada hari Selasa, kata New York Times. Rangkaian serangan itu memicu kecaman luas dan menggarisbawahi kerapuhan upaya perdamaian, dan telah meredupkan harapan akan berakhirnya perang selama puluhan tahun.
Baca Juga: Dua Tentara AS Tewas Terkena Bom di Afghanistan
Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani telah memerintahkan dimulainya kembali operasi ofensif terhadap Taliban dan kelompok lainnya. Dia menuduh para militan mengabaikan seruan berulang-ulang untuk mengakhiri kekerasan.[]