Jakarta - Pemerintah secara resmi merilis situs Kartu Prakerja yang dapat diakses di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan dapat membantu tenaga kerja yang terdampak COVID-19 atau virus corona untuk meningkatkan keterampilan melalui berbagai jenis pelatihan sesuai minat mereka masing-masing.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peluncuran kartu Pra Kerja ini telah menorehan sejarah baru karena menggandeng sejumlah perusahaan rintisan atau startup sebagai mitra pemerintah.
“Program ini merupakan bantuan biaya pelatihan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan, ataupun yang sedang tidak mencari pekerjaan, semisal buruh, karyawan, korban PHK, maupun lulusan SMK yang sedang tidak sekolah atau kuliah itu boleh mendaftar,” ujar Airlangga Hartarto dalam teleconference di Jakarta, Jumat, 20 Maret 2020.
Adapun, prioritas pemerintah bagi penerima bantuan Kartu Prakerja ini adalah golongan usia produktif muda. Airlangga mencatat pemerintah kini mendata terdapat 7 juta penduduk Indonesia usia produktif yang belum memiliki pekerjaan.
“Dari jumlah tersebut ada sejumlah 3,7 juta orang yang berusia muda, yakni antara 18 tahun hingga 24 tahun,” tutur dia.

Usia Muda Berkontribusi
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa Kartu Prakerja diharapkan dapat membuka jalan bagi masyarkat Indonesia usia muda untuk lebih berkontribusi bagi perekonomian.
“Melalui bantuan dari pemerintah ini diharapkan tenaga kerja muda dapat lebih kompeten, berdaya saing, dan produktif. Selain itu, dengan memilih sendiri pelatihan yang diminati juga dapat mendorong Indonesia menjadi bangsa pembelajar,” ucapnya.
Untuk diketahui, skema Kartu Prakerja mensyaratkan WNI di atas 18 tahun untuk mendaftarkan diri secara online di situs Kartu Prakerja. Kemudian, mereka bisa memilih berbagai jenis pelatihan melalui platform digital mitra resmi pemerintah.
Selain dapat diakses pada www.prakerja.go.id, informasi mengenai Kartu Prakerja dan pelatihan yang tersedia juga dapat diakses melalui delapan platform digital milik mitra resmi Pemerintah. Registrasi untuk Kartu Prakerja baru akan dibuka pada awal April 2020.
Terdapat dua jenis pelatihan yang diberikan, yaitu daring (online) maupun tatap muka (offline). Ada juga pilihan program pelatihan 3-in-1 (three in one) yaitu pelatihan, sertifikasi, dan penempatan yang tepat untuk pencari kerja.
Untuk setiap jenis program, Pemerintah bersama platform digital menyeleksi lembaga pelatihan yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Para penyedia pelatihan dalam program Kartu Prakerja termasuk lembaga pelatihan swasta, lembaga pelatihan pemerintah, training center industry, universitas dan institusi pendidikan vokasi.
Melalui Kartu Prakerja, Pemerintah memberikan bantuan biaya pelatihan hingga Rp7 juta per peserta sekali seumur hidup. Pemerintah akan membayarkan biaya pelatihan itu langsung kepada lembaga pelatihan melalui platform digital.
Program ini berjalan sesuai janji Presiden RI Joko Widodo untuk mengurangi jumlah pengangguran. Saat ini, dari sekitar 7 juta penduduk Indonesia yang menganggur, ada sejumlah 3,7 juta yang berusia 18-24 tahun.
Pengangguran muda ini sebanyak 64 persen tinggal di perkotaan, 78 persen berpendidikan SMA ke atas. Masalah terbesar yakni sekitar 90 persen dari mereka tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikasi.
Untuk anggaran 2020, Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp10 triliun untuk sekitar 2 (dua) juta penerima manfaat program Kartu Prakerja, sehingga ke depannya kompetensi pekerja dan pencari kerja dapat meningkat signifikan.
Kartu Prakerja pun akan mendorong lembaga pelatihan dan dunia usaha untuk saling bekerja sama, sehingga lulusan lembaga pelatihan menjadi lebih mudah memperoleh pekerjaan. []