Jakarta - Cyber Monday, 30 November 2020, untuk belanja online di Amerika pasca Hari Bersyukur (Thanksgiving Day), diperkirakan meraup angka penjualan sebesar 12.7 miliar dolar AS setara dengan Rp180 triliun. Ini menurut perkiraan kalangan industri. Angka itu melampaui penjualan pada tiga hari sebelumnya, yang dijuluki "Black Friday" menjelang libur akhir tahun.
Para peritel memberi berbagai tawaran belanja selama hampir dua bulan sejak Amazon.com mengadakan Prime Day pada Oktober 2020. Para peritel berusaha kompetitif dan menebus kerugian akibat penutupan mal-mal dan toko-toko akibat pandemi virus corona.
Perkiraan terbaru dari Adobe Analytics memperlihatkan "Cyber Monday" tahun ini akan menjadi hari belanja online terbesar dalam sejarah, dengan pembelanjaan antara 10.8 hingga 12.7 miliar dolar AS setara dengan Rp 153 hingga Rp 180 triliun.

Meskipun banyak diskon telah dimulai lebih awal dan lebih banyak musim belanja tahun ini, survey Adobe menunjukkan bahwa 56% konsumen masih yakin bahwa para peritel menyimpan diskon terbaik untuk "Cyber Monday".
Ajang belanja "Black Friday" yang diadakan sehari setelah Hari Libur Thanksgiving, mengumpulkan rekor penjualan online sekitar 9 miliar dolar AS setara dengan Rp 127 triliun. Ini menurut Adobe. Konsumen yang berbelanja langsung di toko tidak sebanyak sebelumnya, karena mereka memanfaatkan diskon lebih awal dan menghindari kerumunan (vm/ka)/voaindonesia.com. []