Jakarta - Video wawancara Helmi Yahya dengan ekonom Ichsanuddin Noorsy beredar luas di internet dan grup-grup WhatsApp. Dalam video tersebut sang ekonom mengatakan bahwa tembakan alat pengukur suhu tubuh atau thermo gun ke kepala dapat merusak jaringan otak.
Ichsanuddin mengatakan thermo gun digunakan untuk memeriksa kabel panas dan bukan temperatur suhu manusia. Video tersebut telah dipotong dengan durasi sekitar satu menit dan telah tersebar di media sosial.
"Kepala kita ditembak laser. Kita tidak tahu dampak pada struktur otak kayak gimana gitu ya, kalau saya gak mau," kata Ichsanuddin.
Benarkah tembakan thermo gun dapat merusak jaringan otak?
Tangkapan layar video wawancara Helmy Yahya dengan ekonom Ichsanuddin. (Foto: Antara/Facebook)
Cek Fakta
Dikutip dari Antara, Rabu, 22 Juli 2020, mantan juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyatakan tembakan thermo gun atau pistol pengukur suhu tubuh tidak merusak otak.
Yuri mengatakan thermo gun tidak menggunakan sinar laser atau sinar radioaktif seperti X-ray. Pistol pengukur suhu tubuh tersebut hanya mengukur suhu dengan pancaran radiasi sinar inframerah.
Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk mengikuti informasi dengan cara yang benar ataupun informasi dari sumber kredibel sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenaran informasi itu.
Yurianto mengatakan masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan kabar yang menyebutkan pistol pengukur suhu itu berisi pancaran sinar radioaktif atau sinar laser yang dapat merusak struktur otak.
Pistol pengukur suhu tubuh itu akan mengeluarkan sinar inframerah yang dapat mengumpulkan pancaran energi dari suatu objek.
Sensor thermo gun kemudian mengubah data energi tersebut menjadi angka yang menunjukkan panas dari objek tersebut.
Keakuratan tentang data suhu obyek tergantung pada kemampuan pengguna thermo gun dalam memusatkan sinar infra-merah di titik yang sesuai.[]