Banda Aceh - Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Jabal Everest Unigha Sigli dan Mapala Cempaga Stikes MNI Sigli, berkaloborasi dengan Komunitas Cerita Pidie dan Dinas Pariwisata Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga (Disparbudpora) Pidie, menggelar pengibaran bendera merah putih raksasa di dalam Goa Limèung, Gampong Kulèe, Kecamatan Batèe, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu, 16 Agustus 2020.
Pengibaran tersebut dalam rangka memperingati Dirgahayu ke-75 RI, bertajuk Cave For Indonesia, dengan tema "Cinta Alam ini, Cinta Indonesia.
Kami ingin bersinergi dengan pemuda, komunitas dan mahasiswa, khususnya yang aktif dan kreatif membangun daerah.
Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Jabal Everest Unigha Sigli dan Mapala Cempaga Stikes MNI Sigli melakukan pengibaran bendera merah putih raksasa di dalam Goa Limèung, Gampong Kulèe, Kecamatan Batèe, Kabupaten Pidie, Aceh, Minggu, 16 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Istimewa)
Kelala Bidang Pemuda Disparbudpora Pidie, Rahmat Yahya menuturkan, kegiatan tersebut merupakan usulan dari Mapala dan komunitas penggiat alam untuk melakukan pengibaran bendera di dalam goa. Dalam hal ini, pihaknya bekerjasama dengan mereka untuk memeriahkan HUT RI 75.
"Kami ingin bersinergi dengan pemuda, komunitas dan mahasiswa, khususnya yang aktif dan kreatif membangun daerah. Tahun ini dengan Mapala di Pidie dan Komunitas Cerita Pidie, kita bersama memeriahkan HUT RI," ujar Rahmat dalam keterangannya, Senin, 17 Agustus 2020.
Perwakilan Mapala di Pidie, Andi Firdaus, mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk sumbangsih kami untuk negara, dalam memeriahkan Dirgahayu ke-75 RI. Selain itu, kegiatan itu juga sebagai media promosi alam daerah Pidie kepada masyarakat semua.

Menurut Andi, masyarakat Aceh harus bangga dan terus bersyukur dengan menjaga tempat tersebut, hingga terawat dan bebas dari tangan orang-orang jahil dan sampah.
Baca juga:
- Bendera Merah Putih Raksasa di Gedung 100 Tahun
- Bendera Merah Putih di Aceh Barat Lesu Pembeli
- Pendaki Tewas saat Peringati HUT RI di Bawakaraeng
Kata Andi, dalam pengibaran bendera di Goa Limeng, upacaranya dikemas dengan durasi singkat, karena dalam goa tidak bisa berlama-lama dan ramai. Selain udaranya yang terbatas, juga ditakutkan dapat merusak ornamen goa.
"Jumlah kami 20 orang, dari Mapala Jabal Everest dan Mapala Cempaga. Acara ini dibantu Disparbupora Pidie dan Komunitas Cerita Pidie," kata Andi. []