Tegal - Pandemi Covid-19 membuat banyak usaha terpuruk. Namun tidak bagi usaha budi daya ikan cupang. Pelaku usaha ini justru bisa mengantongi penghasilan hingga puluhan juta rupiah dalam sebulan di masa pandemi.
Salah satunya adalah Yudya W Ekoputra, warga Desa Mejasem Barat, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. "Kalau usaha lain sepi, bisnis ikan cupang justru makin ramai," kata Yudya saat ditemui Tagar, Sabtu 12 September 2020.
Menurut Yudya, selama pandemi, peminat ikan cupang bertambah banyak. Tidak hanya kalangan biasa, artis-artis pun banyak yang mulai menggemari ikan hias itu.
"Youtuber-youtuber juga banyak bikin konten tentang ikan cupang. Ini juga yang membuat masyarakat ramai meminati ikan cupang," ujarnya.
Sebagai pembudi daya ikan cupang, Yudya memiliki sekitar 5.000 ekor ikan cupang giant. Jenisnya antara lain item koi, nemo, avatar dan multicolor. Hasil budi daya itu rutin dikirim Yudya ke pemesan di sejumlah daerah, seperti Semarang, Jakarta, Malang, Yogyakarta, dan Samarinda.
Dalam sebulan, Yudya bisa mengirim pesanan ikan cupang 100 hingga 200 ekor. "Selain dikirim, ada juga pembeli yang datang langsung ke rumah," ujar pria 52 tahun itu.
Yudya W Ekoputra memberi pakan ikan cupang yang dibudiyakannya di rumahnya di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Sabtu 12 September 2020. Binis ikan cupang memberinya profit besar di masa pandemi. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)
Yudya menyebut harga ikan cupang yang dijualnya paling murah berkisar berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu per ekor. Sementara yang paling mahal bisa mencapai Rp 10 juta per ekor.
"Saat ini yang sedang banyak diminati jenis avatar. Harganya cukup tinggi. Paling murah Rp 1 juta sampai Rp 2 juta per ekor. Paling mahal sampai Rp 10 juta per ekor. Selain bagus, nyarinya juga sulit, jadi harganya mahal," katanya.
Youtuber-youtuber juga banyak bikin konten tentang ikan cupang. Ini juga yang membuat masyarakat ramai meminati ikan cupang.
Dengan harga yang terbilang fantastis itu, tak heran Yudya bisa memperoleh penghasilan hingga puluhan juta rupiah dari bisnisnya tersebut. Dalam sebulan dia bisa mengantongi Rp 15 juta hingga Rp 40 juta. "Pandemi Covid-19 tak pengaruh ke penjualan," tutur dia.
Yudya sudah mulai membudiyakan ikan cupang sejak Agustus 2019. Modal awal yang dikeluarkannya kala itu Rp 20 juta. "Sekali penjualan modal sudah kembali," ujar dia lagi.
Selain harga jualnya yang menggiurkan, Yudya yang merupakan sarjana perikanan tertarik menekuni bisnis ikan cupang karena proses pembudiyaannya yang mudah. Menurutnya, siapapun bisa memelihara ikan cupang.
"Perawatannya mudah. Dari segi air, air kotor masih bisa hidup. Cuma kalau untuk hiasan, ya baiknya tiga hari diganti. Pakannya juga ada di sekitar. Jentik nyamuk bisa, kutu air bisa, cacing bisa. Jadi siapapun bisa melihara dari anak kecil sampai orang tua," ucapnya.

Yudya menambahkan, ikan cupang tergolong ikan yang mudah berkembang biak. Setiap pasang ikan cupang bisa menghasilkan anak hingga 500 ekor. Maka jika memiliki lima pasang saja, anak yang dihasikan bisa mencapai 2.500 ekor.
Karena itu Yudya rela menyediakan satu rumah miliknya di Jalan Poso Gang 14 A, Kelurahan Panggung RT 10 RW 07, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal khusus untuk tempat membudidayakan dan menyimpan ikan cupang yang akan dijual.
Tiap ruangan di rumah itu penuh oleh ember dan stoples plastik berbagai ukuran serta rak akuarium berisi ikan cupang berbagai jenis yang sedang dibudiyakan maupun siap jual.
"Ikan cupang harapan hidupnya tinggi. Cuma harapan yang bisa dijual 20 persen karena saya harus nyari yang berkualitas, yang bagus-bagus, artinya yang sudah ada warna. Yang berkualitas itu yang warnanya full," kata dia.
Baca juga:
- Undip Latih UMKM Kendal Buat Ikan Asap Berkualitas
- Keharuan UMKM Magelang, Dagangannya Diborong Ganjar
- Bisnis Perikanan di Sibolga Berlangsung Penuh Intrik
Urusan pengiriman ke luar kota juga mudah. Berbeda dengan ikan jenis lainnya yang pengemasannya cukup merepotkan agar ikan tak sampai mati, pengiriman ikan cupang cukup membutuhkan plastik, styrofoam dan kardus pembungkus.
"Penjualan bisa lewat medsos. Kalau kirim antarkota cukup di-packing, lima sampai tujuh hari bisa hidup. Kalau ikan lain sulit, harus pakai oksigen segala macam," katanya tersenyum.
Salah seorang penghobi ikan cupang, Yery Noveli, 45 tahun, mengaku tertarik memelihara ikan cupang karena memiliki beragam warna yang bagus sehingga cocok untuk penghias ruangan di rumahnya.
"Untuk bisnis juga bisa menghasilkan uang banyak karena harganya tinggi," ujar warga Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal ini. []