Jakarta - Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan pihaknya memprediksi akan ada 3.000-an bencana alam di Indonesia sepanjang tahun 2020.
Menurut Agus, jumlah bencana yang terjadi pada tahun 2020 kurang lebih akan sama seperti dua tahun terakhir. "Prediksi 2020, bencana di 2018, juga 3.000-an, saya kira 2020 masih sekitar 3.000-an juga," kata Agus kepada Tagar, Selasa, 31 Desember 2019.
Prediksi BNPB itu mengacu kepada sejumlah faktor, di antaranya kerusakan lingkungan. Hingga kini, BNPB juga masih melakukan koordinasi guna mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan terkait bencana tersebut.
"Alasannya Pak Doni (Kepala BNPB) sempat menyampaikan banyak daerah aliran sungai (das) kritis, kerusakan lingkungan. Juga BMKG memprediksi curah hujan normal. Bencana hidromet masih akan mendominasi sekitar 95-99 persen," ucapnya.

Agus mengungkapkan yang paling dikhawatirkan dari berbagai bencana alam gempa bumi. Menurut dia, bencana gempa akan berdampak besar dan dapat menelan banyak korban jiwa.
"Yang paling dikhawatirkan kita terjadi bencana gempa bumi yang besar dan mungkin diikuti tsunami, ini pasti akan menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan," tuturnya.
Sebelumnya, Agus menyampaikan ada sebanyak 3.768 bencana terjadi sepanjang tahun 2019. Dari jumlah tersebut, puting beliung mendominasi dengan 1.370 kejadian, kemudian bencana banjir yaitu sebanyak 764 kejadian, lalu kebakaran hutan dan lahan sebanyak 746 kejadian.
Bencana lainnya yaitu tanah longsor sebanyak 710 kejadian, kekeringan terjadi 123 kejadian, lalu gempa terjadi 30 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 18 kejadian, serta erupsi gunung api terjadi sebanyak 7 kejadian.
"Dari sisi provinsinya, yang paling tinggi adalah Jawa Tengah 914 kejadian, Jawa Barat sebanyak 691 kejadian, Jawa Timur 612 kejadian, Aceh 180 kejadian, dan Sulawesi Selatan 164 kejadian. Itu adalah lima provinsi yang paling banyak bencananya," kata Agus.
Longsor menimbun akses Jalan Nagari Lubuak Alai - Koto Lamo, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, Jumat 20 Desember 2019 siang. (Foto: Tagar/Aking Romi Yunanda)
Sedangkan lima kabupaten/kota yang paling banyak bencananya adalah Kabupaten Bogor sebanyak 134 kejadian, Kota Semarang terdapat 86 kejadian, Kabupaten Magelang sebanyak 73 kejadian, Kabupaten Majalengka 65 kejadian, dan Kabupaten Sukabumi 62 kejadian.
Total bencana tersebut menyebabkan 73.427 rumah dan 2.017 unit fasilitas umum rusak. Fasilitas umum yang rusak itu terdiri dari fasilitas pendidikan 1.121 unit, fasilitas peribadatan 684 unit dan fasilitas kesehatan 212 unit. Bencana sepanjang tahun ini juga merusak 274 kantor dan 442 jembatan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menguraikan bencana gempa bumi yang terjadi sejak beberapa tahun terakhir di Indonesia. Jumlah gempa bumi yang terjadi di Indonesia pada tahun 2019 menurun jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2018.
Menurut Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto mengatakan kejadian gempa bumi yang terjadi pada tahun 2019 cenderung sedikit menurun dari tahun 2018.
"Dari beberapa tahun terakhir mulai dari tahun 2014 total terjadi gempa sebanyak 4.434 kejadian, lalu tahun 2015 terjadi 5.299 kejadian, kemudian tahun 2016 terjadi 5.646 kejadian, tahun 2017 terjadi 7.169 kejadian, tahun 2018 meningkat drastis terjadi gempa sebanyak 11.920 kejadian dan pada tahun 2019 terjadi 11.573, jika dilihat dari hasil histogram frekuensi jumlah gempa,"ucap Hary kepada Tagar, Selasa, 31 Desember 2019. []