Bocah Cilik di Sibolga Melawan Penyakit Aneh

Seorang bocah TK di Kota Sibolga memiliki penyakit aneh pada bagian kakinya.
Kondisi Winda setelah mendapat perawatan medis oleh pihak RSU FL Tobing Sibolga. (Foto: Tagar/Dody Irwansyah)

Sibolga - Berawal dari salah satu media sosial, beredar foto bocah perempuan malang yang menderita penyakit aneh pada tubuhnya. Siang itu, terik matahari mulai menyengat di kota kecil dengan sebutan "Sibolga Kota Ikan".

Jarum jam beranjak menunjukkan pukul 14.00 WIB, saat Tagar mulai memacu kendaraan roda dua, untuk mencari tahu informasi tentang bocah perempuan malang yang beredar di media sosial itu.

Kabar didapat, bocah itu bernama Winda Paramita Tanjung, saat ini umurnya 7 tahun dan masih sekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Winda anak ketiga dari empat bersaudara, buah kasih pasangan suami istri, Elwin Sahputra Tanjung dan Mita Rienni Pasaribu.

Mereka menghuni salah satu rumah kontrakan di kawasan padat penduduk, lokasinya tak jauh dari pusat kota. Rumah itu di Gang Jala, Kelurahan Pasar Belakang, Kecamatan Sibolga Kota, Kota Sibolga, Sumatera Utara.

Saat sepeda motor tiba di depan rumah, ternyata sang empunya sedang di luar, pintu dalam kondisi tertutup. Kata jiran sebelah, gadis malang itu dibawa ayah ibunya ke Rumah Sakit Umum dr Ferdinand Lumbantobing Sibolga.

Sepeda motor pun kembali dikebut menuju rumah sakit. Setiba di rumah sakit, beruntung dengan mudah bertemu dengan Elwin Sahputra Tanjung, ayah Winda.

Elwin tidak keberatan bercerita tentang penyakit yang dialami putrinya. Gadis ciliknya itu mulai mengalami sakit aneh setahun lalu, ketika berumur 6 tahun. 

Saat itu, Winda tengah bermain perosotan bersama sejumlah temannya. Kemudian, tanpa sengaja seorang temannya mendorongnya hingga terjatuh dan kaki sebelah kanannya bengkak.

“Waktu TK itu. Awalnya dia jatuh pas bermain, tahulah anak-anak bermain perosotan. Didorong kawannya, kena kakinya, waktu itu umurnya 6 tahunan,” ungkap Elwin, Selasa, 25 Februari 2020.

Sejak kejadian itu, kaki Winda mengalami pembengkakan. Elwin menduga kaki putrinya itu hanya terkilir atau keseleo biasa. Dia memutuskan membawanya ke tempat kusuk atau pengobatan tradisional.

Elwin Sahputra TanjungElwin Sahputra Tanjung, Ayah Winda. (Foto: Tagar/Dody Irawnsyah)

“Awalnya kan jatuh, kalau jatuh yah ke tukang kusuklah dibawa, kan bengkak kakinya. Kami bawalah ke tukang kusuk, tak ada apa-apa,” ujarnya.

Hari berganti dan waktu pun terus berjalan. Kaki bocah malang itu tak kunjung sembuh. Kaki Winda terus membengkak. Rasa khawatir melihat kondisi putrinya, Elwin bergegas memeriksakan kesehatan anaknya ke rumah sakit.

Namun, kata Elwin, pihak rumah sakit menyebut kaki putri ketiganya itu hanya mengalami pembengkakan biasa. Tak puas dengan jawaban itu, dia juga mengecek kondisi tubuh Winda dan ternyata semuanya kondisi normal.

“Semakin lama, makin bengkaklah kakinya. Kami bawa ke rumah sakit, dua minggu kami di sini tak nampak penyakitnya. Foto rontgen pun bagus," ujarnya.

Winda sudah dua kali ke luar masuk rumah sakit. Pemeriksaan dokter dan pihak rumah sakit memastikan penyakitnya tak ada, dan semuanya terlihat normal. “Kencingnya bagus, darahnya bagus, jantungnya juga bagus,” tutur Elwin.

Di tengah kebingungannya, Elwin yang tak mau putus asa melihat kondisi anaknya tersebut, mencoba membawanya berobat kampung atau pengobatan tradisional.

Menurut orang pintar yang mengobati anaknya, ada orang yang sengaja awalnya bermaksud mencelakai Elwin melalui sandal jepit miliknya. Nah, saat itu Winda memakai sandal jepit milik ayahnya saat bermain.

“Waktu kita berobat kampung itu, katanya karena racun. Winda diberi ramuan untuk mengeluarkan bisa-nya itu. Awalnya, itu ke sandalku dibikin. Ada orang yang sakit hati samaku, dibilang orang pintar ini dah. Kita kan tidak tahu, katanya dipakainya sandalku ini dan dibawanya main-main. Waktu berobat kampung inilah mengeluarkan bisa itu dia,” ujarnya.

Seakan percaya dan terpengaruh dengan apa kata orang pintar itu. Elwin pun semakin khawatir dengan kondisi anaknya. Dia dan keluarga menjadi tertutup dan tidak mau memberitahu penyakit yang diderita Winda kepada orang lain, takut penyakit yang diderita Winda semakin parah.

“Memang agak kami sembunyikan sama orang, paling satu atau dua oranglah yang tahu. Makanya kami tutup-tutupi, mana tahu dia (orang yang bermaksud mencelakai) tahu lagi atas kelanjutannya, mau ditambahnya gitu. Makanya kami tutup-tutupi,” ungkapnya.

Winda Paramita TanjungFoto Winda Paramita Tanjung beredar luas di media sosial. (Foto: Tagar/Ist)

Kabar Winda sakit, sampai ke pihak pemerintah kelurahan yang lalu turun untuk mengecek kondisi anak tersebut. Sayangnya, saat pihak aparat kelurahan datang, keluarga Winda sedang ke luar untuk berobat.

“Mungkin saat itu kami sedang pergi berobat. Tetangga pernah bilang, ada orang kelurahan datang ke rumah,” katanya.

Menurut Elwin, sejak empat bulan belakangan, kondisi kesehatan anaknya semakin memburuk. Kaki Winda menjadi kaku dan tidak bisa digerakkan. Ujung jemarinya menghitam, dan Winda selalu menahankan rasa sakit itu.

Kakinya sudah tak bisa diluruskan, dan dia merasa lebih nyaman jika kakinya ditekuk. Sejak saat itu kakinya kaku dan kini tak lagi bisa tegak seperti semula.

“Karena dia menahankan yang sakit ini tadi, makanya menjadi kaku. Sementara, pihak rumah sakit pun tidak tahu apa penyakitnya itu. Disebut cuma pembengkakan saja,” katanya.

Saat berobat di rumah sakit, Winda disarankan segera dirujuk ke rumah sakit di Medan, untuk mendapat perawatan maksimal.

Elwin dan istrinya sesungguhnya berniat, namun dia mengeluhkan biaya selama berada di Medan, ditambah lagi harus meninggalkan ketiga anaknya yang masih kecil.

Dia khawatir, siapa nanti akan mengurus anak-anaknya jika mereka berangkat membawa Winda.

“Kami disuruh membawa Winda ke Medan. Tapi kami tak ada biaya. Katanya, biaya perobatannya ditanggung BPJS. Ambulansnya pun gratis, tapi kita kan di sana perlu biaya hidup juga. Kemudian anak-anak yang ditinggal tidak ada yang mengurus,” tuturnya.

Mardi TanjungCamat Sibolga Kota, Mardi Tanjung saat menjenguk kondisi Winda di RSU Sibolga. (Foto: Tagar/Dody Irwansyah)

Kehidupan ekonomi Elwin terbilang pas-pasan, karena sehari-hari dia berkerja sebagai tukang becak. Sedangkan istrinya, Mita Rienni Pasaribu berjualan keliling. Penghasilan yang dia dapat tidak berlebih untuk membutuhi kehidupan keluarganya. 

“Macam manalah penghasilan tukang becak. Terkadang dapat Rp 60.000, dan paling besar Rp 80.000 sehari. Itulah dicukup-cukupi. Maka mamanya bantu jualan keliling untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” beber Elwin.

Ternyata kabar kesusahan keluarga Elwin, juga sampai di telinga Camat Sibolga Kota bernama Mardi Tanjung. Pria yang satu marga dengan Elwin itu luruh hatinya. Dia iba ada warganya menderita penyakit yang belum diketahui jenisnya.

“Kita sangat prihatin dengan apa yang terjadi terhadap Winda yang masih berumur 7 tahun ini. Kemarin, kita mendapat laporan dari kepala lingkungan setempat,” ujar Mardi.

Setelah menerima kabar dari bawahannya, Mardi memutuskan bertandang ke rumah Winda bersama kepala lingkungan, pihak puskesmas dan satu orang dokter, lengkap dengan mobil ambulans.

“Kita juga mendapat laporan, bahwa kaki Winda sudah putus. Saat kita ke sana, orang tuanya tidak mau membuka pintu depan, yang dibuka cuma pintu samping. Saya bilang, buka sama pintu depan,” katanya.

Mardi berjanji akan mengupayakan perobatan Winda, dan berharap kedua orang tuanya bersedia jika Winda dirujuk ke Medan untuk menjalani perawatan intensif dan lebih memadai.

“Kita menyayangkan, bahwa selama ini pihak keluarga menutupi hal ini. Makanya begitu dapat informasi, kita langsung ke lapangan bersama kepala lingkungan,” tukasnya.

Perhatian dari Mardi berbuah, di mana Elwin akhirnya setuju putrinya dibawa ke Medan. 

Pada Rabu, 26 Februari 2020 pukul 10.00 WIB, Humas RSUD FL Tobing Kota Sibolga Elvino K Hakim melalui seluler, mengatakan Winda telah dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Medan.

"Kalau pasien atas nama Winda telah kita rujuk semalam ke Medan, ke RSU Haji Adam Malik, Pak," katanya.[]


Berita terkait
Suman, Anak Makassar Berpenyakit Aneh
Suman, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun di Makassar, tidak diketahui kenapa ada benjolan sebesar kepalan tangan orang dewasa di dadanya.
Warga Sibolga yang Dikarantina Rumah Kondisi Sehat
Dinas Kesehatan Kota Sibolga menyebut kondisi warga yang menjalani proses karantina rumah selama 14 hari, dalam keadaan sehat.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.