Kulon Progo - Peristiwa murid Sekolah Dasar (SD) Negeri Punukan, Kulon Progo yang keracunan minuman bersoda yang dicampur dengan lotion anti nyamuk. Hal ini harus menjadi perhatian bersama. Salah satu pelaku berinisial A diketahui sudah ketagihan mengonsumsi minuman oplosan.
Sebagaimana diketahui, A kerap meracik sendiri minuman oplosan meniru temannya. Dia juga mendapat tutorial dari sejumlah video yang tayang di YouTube.
Di beberapa kanal YouTube memang dapat dijumpai tutorial meracik minuman oplosan dengan berbagai bahan. Hal ini yang pada akhirnya memicu pelaku A dan D untuk mempraktikkan di belakang sekolah ketika jam istirahat. Kemudian mereka memberikan kepada korban ARP.
Peristiwa kemarin yang merupakan hal tidak baik, menjadi pembelajaran bagi kita semua. Yang jelas, jangan terjadi lagi.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Sumarsana mengatakan, pendidikan tidak bisa diserahkan seutuhnya kepada pihak sekolah. Namun diperlukan juga peran serta orang tua dan masyarakat dalam pengawasan anak-anak.
Orang tua ARP menunjukkan surat hasil pemeriksaan dokter. (Foto: Tagar/Harun Susanto)
"Peristiwa kemarin yang merupakan hal tidak baik, menjadi pembelajaran bagi kita semua. Yang jelas, jangan terjadi lagi," ujar Sumarsana kepada Tagar, di Kulon Progo, Yogyakarta, Rabu, 25 September 2019.
Dia menerangkan, siswa yang menjadi pelaku merupakan murid yang masih menimba ilmu di tingkat dasar. Menurut dia, masa depan siswa itu masih panjang, maka mesti dijaga dengan baik.
Jadi, lanjutnya, dari pihak sekolah, masyarakat, dan orang tua, sebaiknya tidak alergi dengan digitalisasi, karena dia harapkan semuanya mampu melek terhadap teknologi untuk membendung kejadian serupa.
"Semuanya harus saling mengingatkan. Siswa yang menjadi pelaku juga harus diingatkan agar tidak mengulangi peristiwa kemarin," tuturnya.
Kejadian siswa keracunan soda dan lotion anti nyamuk turut ditanggapi konten kreator YouTube asal Kulon Progo, Ricky Arif Wicaksono.
Menurut dia, memang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan batasan kepada anak, menerangkan mana yang boleh atau tidak boleh diakses saat berselancar di dunia maya. Jadi, kata Arif, orang tua tidak boleh abai.
"Pengawasan orang tua penting sekali. Orang tua pada era sekarang ini juga dituntut melek teknologi, sehingga bisa mengawasi anaknya melalui gawai," kata dia.
Ricky mengharapkan para konten kreator juga dapat terlibat, untuk memberikan batasan usia pada konten yang mereka buat.
"Semua orang termasuk konten kreator memiliki tanggung jawab yang sama untuk menyajikan konten yang baik sesuai dengan usia pemirsanya," ujarnya. []