Lhokseumawe – Seorang bocah yang tinggal di salah satu desa di Kota Langsa, Provinsi Aceh, dinyatakan positif terinfeksi penyakit Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan saat ini sedang menjalani perawatan medis.
Direktur Yayasan Permata Aceh Peduli (YPAP) Khaidir, pada bulan Desember 2019 lalu, pihaknya menemukan adanya bocah yang masih berusia empat tahun positif terjangkit virus HIV.
“Proses penularan kami belum tahu bagaimana, yang jelas ibunya juga dinyatakan positif terjangkit Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) dan ayahnya telah meninggal dunia,” ujar Khaidir, Selasa, 3 Maret 2020.
Jadi untuk di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, maka kalangan LGBT yang bertanggungjawab paling besar terhadap penyebaran HIV dan AIDS di dua daerah tersebut.
Khaidir menambahkan, saat sekarang ini perkembangan HIV dan AIDS sangat pesat terjadi wilayah Kota Langsa dan daerah wilayah timur Aceh lainnya, karena disebabkan oleh faktor hubungan seksual secara bebas.
Baca juga:
- Kisah Waria di Aceh Saat Melayani Syahwat Tamunya
- Penderita HIV/AIDS di Aceh Utara Meningkat
- Penderita HIV/AIDS di Aceh Capai 854 Kasus
Pihaknya juga menemukan adanya perkembangan virus HIV dan AIDS di wilayah Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, yang disebabkan oleh faktor kalangan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
“Jadi untuk di Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Utara, maka kalangan LGBT yang bertanggungjawab paling besar terhadap penyebaran HIV dan AIDS di dua daerah tersebut,” tutur Khaidir.
Tambahnya, untuk seluruh Aceh maka ditemukan 1.300 kasus HIV dan AIDS, sementara untuk dampingan Yayasan Permata Aceh Peduli maka ada 145 kasus, untuk beberapa wilayah di Aceh.
“Coba bayangkan saja, di Kota Langsa itu ruangan Care, Support & Treatment (CST) tidak pernah kosong, dalam setiap harinya paling sedikit ada 12 orang dan paling banyak 32 orang yang menjalani perawatan HIV dan AIDS,” kata Khaidir. []