Jakarta - Boeing dilaporkan mempekerjakan 160 pilot untuk ditempatkan di sejumlah maskapai penerbangan demi kelancaran beroperasinya kembali pesawat 737 Max. Para pilot yang disebut sebagai "Global Engagement Pilot" ini akan bertindak sebagai instruktur atau pengamat kokpit dalam masa tugas 35 hari.
Pesawat itu dilarang terbang di seluruh dunia pada Maret 2019 menyusul dua kecelakaan pesawat di Indonesia dan Ethiopia yang menewaskan 346 orang.
Maskapai Gol di Brasil menjadi maskapai pertama yang mengoperasikan kembali pesawat Boeing 737 Max untuk penerbangan komersialnya.
"Kami terus bekerja sama dengan regulator global dan pelanggan untuk mengembalikan 737-8 dan 737-9 dengan aman ke layanan di seluruh dunia," kata Boeing kepada BBC dalam sebuah pernyataan.
Langkah ini merupakan bagian dari program yang lebih luas untuk mendukung pelanggan di semua model pesawat komersial yang dibuat perusahaan raksasa pembuat pesawat itu.
Para pilot akan dibayar gaji tahunan yang bisa mencapai 200 ribu dolar AS, atau sekitar Rp 2,8 miliar, dengan total biaya keseluruhan mencapai 32 juta dolar AS atau setara dengan Rp 452,6 miliar menurut kantor berita Reuters.
Para pilot dalam program ini harus memiliki pengalaman sebagai instruktur selama 1.000 jam dan "tanpa insiden, kecelakaan, kerugian atau pelanggaran," serta memiliki lisensi untuk menerbangkan pesawat 737 dan pesawat Boeing lainnya.
Strategi ini termasuk pemantauan selama 24 jam dalam tujuh hari dari penerbangan 737 Max secara global dan poin pembicaraan untuk pramugari untuk meyakinkan penumpang.

Pesawat Lion Air jatuh setelah lepas landas dari Jakarta pada Oktober 2018, sementara pesawat Ethiopian Airlines jatuh setelah lepas landas dari bandara Addis Ababa, Ethiopia pada Maret 2019.
Sebelum pesawat 737 Max diizinkan terbang lagi, Boeing memperbarui perangkat lunak kontrol penerbangan, merevisi prosedur kru, dan mengubah rute kabel internal.
Ketika diizinkan untuk terbang lagi, kepala lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (FAA) Steve Dickson mengatakan dia "100% yakin" dengan keselamatan pesawat itu.
Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa belum mengizinkan pesawat untuk kembali beroperasi, tetapi diperkirakan akan melakukannya pada Januari 2021.
Kembalinya layanan 737 Max dengan mulus dipandang penting bagi Boeing, yang mengumumkan kerugian kuartalan keempat berturut-turut pada bulan Oktober 2020, bersama dengan pemutusan hubungan kerja yang lebih besar
Masalah yang dihadapi 737 Max membuat pesanan pesawat tahunan Boeing turun ke level terendah dalam dua dekade.
Hal itu juga diperparah oleh pandemi Covid-19, yang telah memengaruhi seluruh sektor penerbangan (bbc.com/indonesia). []