Boeing Terpuruk Sedangkan Airbus Tetap Bersahaja

Airbus telah melampaui Boeing selama lima tahun berturut-turut dalam hal pemesanan dan pengiriman pesawat
Sebuah pesawat Airbus A330-300 milik Singapore Airlines lepas landas di belakang pesawat Boeing 787-10 Dreamliner milik Singapore Airlines di Bandara Changi, Singapura, 28/3/2018. (Foto: voaindonesia.com/Edgar Su/Reuters)

TAGAR.id – Dalam babak terakhir perjuangan selama puluhan tahun untuk mendominasi pesawat komersial, Airbus buatan Eropa, berhasil mengungguli Boeing dalam penjualan, bahkan sebelum perusahaan Amerika Serikat (AS) itu terus mengalami berbagai masalah pabrikan dan keselamatan penerbangan.

Airbus telah melampaui Boeing selama lima tahun berturut-turut dalam hal pemesanan dan pengiriman pesawat. Airbus baru saja melaporkan peningkatan laba bersih kuartalan sebesar 28 persen. Perusahaan ini memenangkan pangsa pasar, mengalahkan Boeing dalam mengembangkan pesawat ukuran sedang yang hemat bahan bakar dan lebih murah untuk diterbangkan oleh maskapai penerbangan.

Logo BoeingLogo Boeing tampak di samping pesawat Boeing seri 737 Max di pameran dirgantara Farnborough International Airshow, di Farnborouh, Inggris, 20 Juli 2022. (Foto: voaindonesia.com/Peter Cziborn/Reuters)

Kini Boeing menghadapi pembatasan produksi yang diwajibkan pemerintah terhadap pesawat terlarisnya. Namun Airbus tampaknya tidak akan memperluas keunggulannya dalam persaingan dengan Boeing meskipun pelanggannya menginginkan lebih banyak pesawat komersial, menurut analis penerbangan.

Alasannya, Airbus sudah membuat pesawat secepat mungkin dan menerima lebih dari 8.600 pesanan. Boeing memperlambat produksinya atas perintah Badan Penerbangan Federal (FAA) AS. Boeing merugi 355 juta dolar AS pada kuartal pertama, karena turunnya pengiriman pesawat dan kompensasi yang dibayarkan kepada maskapai penerbangan atas penghentian sementara pesawat jenis Max 9. (ps/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Boeing Kembali Laporkan Kerugian Kuartal Pertama Tahun 2024
Kerugian pada kuartal pertama, lebih kecil dari perkiraan analis, dibandingkan dengan kerugian sebesar 414 juta dolar AS tahun lalu