Jakarta - Juventus mengukuhkan posisinya di puncak klasemen setelah menang 2-0 atas tuan rumah Bologna di pertandingan Serie A Italia di Stadion Renato Dell'Ara, Selasa, 23 Juni 2020 dini hari WIB. Kemenangan Juve ditandai dengan kembalinya Cristiano Ronaldo dan Paulo Dybala yang mencetak gol di laga tersebut.
Ronaldo gagal menunjukkan performa terbaik saat tampil di final Coppa Italia. Apalagi, dia dimainkan sebagai false 9 menggantikan Gonzalo Higuain. Dan, posisi sebagai centre forward ternyata tak disukai kapten tim nasional Portugal ini.
Pelatih Maurizio Sarri pun mengembalikan Ronaldo ke posisi semula yang menopang pemain depan saat menghadapi Bologna. Meski bermain melebar, namun itu tak mengurangi ketajamannya. Dia justru lebih rutin membobol gawang lawan.
Kami punya banyak peluang dan seharusnya bisa menang 3-0. Tetapi energi kami sudah habis menjelang akhir laga
Laga melawan Bologna juga menandai kebangkitan Dybala. Saat menghadapi Napoli di Coppa Italia, dirinya tak hanya gagal mencetak gol. Namun striker tim nasional Argentina ini juga menjadi penyebab kekalahan I Bianconeri. Menjadi penendang pertama dalam adu penalti, Dybala malah gagal menyelesaikan eksekusi.
"Kami bermain dengan kondisi fisik lebih baik sehingga kami mampu menjaga tempo dan intensitas selama paling tidak 70 menit. Berbeda dengan di Coppa Italia, kami bermain buruk setelah 20-30 menit," kata Sarri saat menanggapi kemenangan tim kepada Sky Sport Italia.
Striker Juventus Paulo Dybala (tengah) dikepung pemain Bologna di pertandingan Serie A Italia di Stadion Renato Dell\'Ara, Selasa, 23 Juni 2020 dini hari WIB. Dybala menunjukkan kebangkitan dan mencetak gol yang membawa Juve menang 2-0. (Foto: juventus.com)
Kemenangan itu menjadikan Juve melebarkan jarak poin dengan pesaingnya, Lazio dan Inter Milan. Kini, La Zebre yang mengukuhkan posisinya di puncak klasemen telah mengantongi poin 66. Unggul 4 poin dari Lazio yang menduduki peringkat 2. Sedangkan peringkat 3 Inter memiliki poin 57.
Juve Kendalikan Permainan
Dalam laga di kandang lawan, Juve tetap bisa mengendalikan permainan. Hanya, serangan mereka tak membuahkan hasil. Diawali upaya dari Ronaldo yang melepaskan tendangan untuk menguji kiper Lukasz Skorupski.
Juve akhirnya membuka kemenangan melalui Ronaldo yang mencetak gol dari titik penalti di menit 23. Penalti diberikan setelah bek Stefano Denswill menarik kaus bek Juve Matthijs De Ligt. Wasit memilih meninjau insiden itu melalui VAR lebih dulu sebelum menghadiahkan penalti bagi Juve. Dan, Ronaldo pun menjalankan eksekusi dengan baik yang mengubah kedudukan menjadi 1-0.
Menjelang akhir babak pertama, Juve memperbesar keunggulan. Kali ini, Dybala yang membobol gawang tuan rumah setelah menyelesaikan umpan dari Federico Bernardeschi.
Binmtang Juventus Cristiano Ronaldo membuka kemenangan tim lewat golnya dari titik penalti saat melawan Bologna di pertandingan Serie A Italia di Stadion Renato Dell\'Ara, Selasa, 23 Juni 2020 dini hari WIB. Juve menang 2-0 di laga tersebut. (Foto: juventus.com)
Di babak kedua, juara Liga Champions 2 kali ini tak menurunkan tempo permainan. Ronaldo kembali menjadi pilar andalan untuk menekan pertahanan Bologna.
Bahkan eks bintang Manchester United ini berpeluang menambah gol setelah lolos dari jebakan offside. Sayangnya, dia gagal memanfaatkan peluang itu.
Selanjutnya giliran Bernadeschi yang mengancam gawang lawan. Namun eksekusinya bisa ditepis Skorupski. Bernadeschi yang sudah ditawarkan Juve ke berbagai klub, termasuk Man United, menunjukkan performa maksimal di pertandingan tersebut.
Ronaldo sesungguhnya berhasil menambah gol di laga itu. Namun gol tersebut tak disahkan karena Douglas Costa telah berada di posisi offside saat memberikan bola kepada mantan bintang Real Madrid ini.
Tidak ada tambahan gol di babak kedua. Juve pun menutup laga dengan keunggulan 2-0.
Baca juga:
Cedera Lagi, Juventus Kehilangan Sami Khedira
Pelatih Juve: Tak Ada Favorit di Perebutan Scudetto
Menurut Sarri, tim seharusnya menang lebih dari 2 gol. Namun dia mengakui pemain kehabisan napas sehingga performa tim menurun menjelang akhir pertandingan.
"Kami punya banyak peluang dan seharusnya bisa menang 3-0. Tetapi energi kami sudah habis menjelang akhir laga. Selain itu, kami juga harus memperkuat pertahanan," ucap Sarri.
"Ini bukan soal taktik atau filosofi bermain. Ini lebih pada soal fisik karena itu yang terjadi saat bahan bakar sudah menipis," kata dia lagi. []