Washington - Chief Executive Officer (CEO) Boeing Dennis Muilenburg mengakui salah atas kecelakaan dua pesawat Boeing (B-737) Max yang menewaskan 346 orang. Bos Boeing itu telah membuat kesaksian tertulis soal pernyataan salah kepada Komite Perdagangan Senat Amerika Serikat (AS)seperti yang dilihat Reuters, Selasa, 29 Oktober 2019. "Kami telah belajar dan masih akan belajar dari kecelakaan ini, Tuan Ketua. Kami tahu telah melakukan kesalahan dan melakukan beberapa hal yang salah," kata Muilenburg saat memberikan kesaksian di depan Senat AS.
Kesaksian ini belum pernah dipublikasikan oleb Boeing. Dalam kesaksiannya, Muilenburg mengklaim telah melakukan serangkaian perbaikan pesawat B-737 Max. Boeing memastikan kecelakaan seperti itu tidak akan terulang lagi. Muilenburg yang akan kehilangan jabatan sebagai orang nomor satu di Boeing itu mengungkapkan kesaksiannya dihadapan Komite Transportasi dan Infrastruktur AS pada Rabu mendatang.
Akibat kecelakaan itu, pesawat Max 737 dilarang terbang di sejumlah negara. Maskapai penerbangan di AS juga menunda penerbangan 737 Max hingga Januari atau Februari mendatang. Sebab Otoritas Penerbangan AS (FAA) tidak akan mengijinkan 737 Max beroperasi sampai Desember nanti.

Muilenburg mengungkapkan akan berbuat lebih baik lagi. Dalam kesaksiannya, ia menyatakan simpatinya kepada keluarga korban pesawat 3737 Max yang tengah memperingati setahun tragedi Lion Air JT-610. Seperti diketahui, dari 346 korban, sekitar 189 adalah penumpang pesawat Lion Air Flight 610 yang jatuh di perairan Indonesia.
Pada Jumat, 25 Oktober 2019, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 jurusan Jakarta - Pangkal Pinang perairan Karawang, Jawa Barat 29 Oktober 2018 lalu. Kasubkom Penerbangan KNKT sekaligus investigator dalam kecelakaan ini, Kapten Nurcahyo Utomo mengungkapkan ada sembilan faktor yang menyebabkan jatuhnya pesawat Lion Air jenis 737 Max.
"Semua faktor ini merupakan faktor utama dan saling terkait satu sama lainnya. Kalau satu faktor saja tidak terjadi, maka kecelakaan tersebut kemungkinan tidak akan terjadi," kata Kapten Nurcahyo.
Muilenburg mencatat kecelakaan ini terjadi karena perangkat lunak kontrol penerbangan yang dikenal dengan sebutan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) mendapat input sensor yang salah. Ia mengaku telah menyelesaikan pembaruan terhadap perangkat sistem MCAS yang telah disematkan dalam seluruh produk Boeing 737 Max, sejak dipasarkan pada 2011.
Menurut Muilenburg, Boeing berkomitmen untuk terus melakukan penyempurnaan. Ia memang tidak terlalu berharap pesawat 737 Max bisa segera terbang lagi. Namun tidak ada alasan bagi regulator untuk mengijinkan terbang 373 Max lagi.
- Baca Juga: Nasib Boeing 737 Max Seusai Pembaruan Sistem
- Boeing 737 Max 8, Tragedi Pesawat Paling Laris dari Boeing