Jakarta - Ketua Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menilai BPJS Kesehatan harus lebih berkreasi dalam mendistribusikan pasien jantung yang menumpuk dan mengantre di rumah sakit tertentu. Ini bertujuan agar pasien bisa segera ditangani atau diobati.
BPJS Kesehatan harus mendistribusikan pasien supaya tidak waiting list terlalu lama.
"Iya ini yang menjadi titik kritik kita bahwa sebenarnya rumah sakit banyak yang tahu dan bisa mengatasi, tapi rumah sakit kesannya mau menahan supaya biaya masuk semua ke dia, padahal penanganan operasi jantung harus cepat," kata Timboel saat dihubungi Tagar, Jumat, 6 November 2020.
Terlebih, kata Timboel, dalam menangani pasien-pasien yang relatif harus mendapatkan penanganan cepat seperti penyakit katastropik. Menurutnya, BPJS Kesehatan dan unit pengaduan harus lebih kreatif dalam menangani pasien agar cepat teratasi.
"BPJS Kesehatan harus mendistribusikan pasien supaya tidak waiting list terlalu lama," ucapnya.

Dia menjelaskan, jangan sampai membiarkan rumah sakit menjadikan pasien penyakit jantung sebagai lahan bisnis. Misalnya, rumah sakit menahan pasien untuk mendapatkan pengganti klaim.
"Rumah sakit membuat pasien semakin tidak pasti, dan bertarung dengan nyawa kan gitu," ujar Timboel.
Saat ini, kata Timboel, rumah sakit yang bisa menangani pasien katastropik termasuk jantung sudah banyak. Tinggal bagaimana cara mengorganisasi pasien dengan benar dan tepat.
"Rumah sakit tipe A dan tipe B sudah bisa jantung sekarang. Tinggal bagaimana mengorganisir, bagaimana mendistribusikan pasien-pasien, kalau dilihat sampai 50 orang tidak mungkin, BPJS harus kreatif," tuturnya.
Selama ini, kata dia, fungsi distribusi oleh BPJS Kesehatan tidak pernah dilakukan. Dengan begitu, pasien dari segala jenis penyakit terlalu lama menunggu dan dibiarkan masuk waiting list. "Sebenarnya gak boleh, dia punya data," kata Timboel.
- Baca Juga: BPJS Atau Rumah Sakit Jangan Batasi Penderita Jantung
- Bos BPJS Kesehatan yang Baru Harus Visioner dan Inovatif