Balige - Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menggalakkan kampanye adaptasi kebiasaan baru (AKB), dengan menggandeng Komunitas Gerakan Toba Bersih.
Kampanye untuk mengajak masyarakat dalam mematuhi dan menerapkan prokol kesehatan ini dilakukan dalam bentuk bersih-bersih destinasi wisata di kawasan destinasi pariwisata super prioritas Danau Toba. Dan juga menyusuri jalanan dan pemukiman warga untuk mengajak menerapkan protokol kesehatan.
Direktur Utama BPODT Arie Prasetyo mengatakan, pihaknya terus mendorong pembangunan kepariwisataan di Kawasan Danau Toba dengan pembangunan atraksi, amenitas dan aksesibilitas untuk meningkatkan kenyamanan para wisatawan yang berkunjung.
Baca juga: Kualitas Ukiran Gorga Terbaik Karya Seniman di Toba
Selain itu, pelaku industri pariwisata di Kawasan Danau Toba juga dapat saling memahami peranan masing-masing dalam menerapkan protokol kesehatan pada kegiatan kepariwisataan selama masa pandemi ini.
Gerakan ini pertama kali dideklarasikan pada Oktober 2019, bersama kaum muda milenial di Balige
"Kami menyambut baik inisiatif-inisiatif dari seluruh pihak, yang memiliki semangat sama untuk mengembangkan kepariwisataan yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat di Kawasan Danau Toba," kata Arie Prasetyo, Selasa, 29 September 2020.
BPODT bersama Komunitas Gerakan Toba Bersih mengkampanyekan penerapan protokol kesehatan di masa AKB setelah terjadinya pandemi. (Foto: Tagar/Ist).
Arie mengatakan, kampanye AKB di Balige, Kabupaten Toba, merupakan kali kedua setelah penyelenggaraan yang pertama di Parapat, Kabupaten Simalungun.
Dia berharap ini menjadi kolaborasi yang baik antara program lemerintah dengan inisiatif komunitas lokal yang selaras untuk saling menguatkan kerja sama dalam pembangunan kepariwisataan di Danau Toba.
Baca juga: Menata Geosite Kaldera Toba Menjadi Destinasi Wisata
Inisiator Gerakan Toba Bersih, Patrick Lumbanradja menjelaskan, kegiatan dimaksud merupakan gerakan sosial yang bertujuan untuk membersihkan lingkungan di sekitar Danau Toba, memerangi masalah sampah, khususnya sampah plastik.
"Sebagai komunitas, gerakan ini pertama kali dideklarasikan pada Oktober 2019, bersama kaum muda milenial di Balige. Gerakan ini juga berperan aktif dengan lahirnya bank sampah pertama di Kabupaten Toba, yakni bank sampah induk (BSI) IAS Toba," jelas Patrick.
Kegiatan ini kata dia, bertujuan untuk memotivasi masyarakat industri pariwisata, dan juga memberikan informasi kepada wisatawan bahwa kawasan pariwisata Danau Toba siap untuk aktivitas pariwisata, dengan menerapkan protokol adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi. []