Jakarta - Perusahaan e-commerce asal Indonesia, Bukalapak, mengumumkan bakal ada perubahan manajemen di level C perusahaan pada Januari 2020 mendatang. Salah satunya keputusan perubahan adalah menggeser posisi Achmad Zaky dari kursi CEO.
"Perubahan komposisi di level C-Suite meliputi suksesi persen CEO dari Achmad Zaky, salah satu dari tiga pendiri Bukalapak, ke Rachmat Kaimuddin sebagai CEO baru," kata Bukalapak dalam keterangan resmi, Senin, 9 Desember 2019, diberitakan Antara.
Sejak pergantian yang akan mulai terhitung efektif mulai 6 Januari 2020, Achmad Zaky bakal menjabat di pos yang baru, yakni sebagai Penasihat dan Pendiri Bukalapak.
Pengusaha berusia 33 tahun itu juga akan menjadi mentor startup, sekaligus menjadi Ketua Yayasan Achmad Zaky yang akan segera didirikan.
Dalam keterangan yang sama, Achmad Zaky mengaku optimistis Bukalapak bakal kian berkembang di bawah kepemimpinan Rachmat Kaimuddin.
Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat.
Pasalnya menurut dia, posisi pengangkatan lantaran Rachmat dinilai sebagai orang yang tepat memimpin perusahaan rintisan di bidang belanja daring tersebut.
"Sekarang, kami mengajak Rachmat Kaimuddin bergabung dengan Bukalapak karena kepemimpinannya bisa mengarahkan Bukalapak ke tingkat yang lebih hebat lagi," kata Zaky.
"Saya percaya Rachmat adalah orang yang tepat, bagian dari tim yang tepat, di posisi yang tepat dan datang pada waktu yang tepat," ujar dia.
Dengan adanya perubahan besar ini, nantinya pimpinan Bukalapak terdiri dari CEO Rachmat Kaimuddin, Presiden dan pendiri Fajrin Rasyid, CTO dan pendiri Nugroho Herucahyono, COO Willix Halim dan Chief Financial Officer Natalia Firmansyah.
Selain mereka, juga pimpinan level C juga diisi oleh Chief Strategy Officer Teddy Oetomo dan Chief of Talent Bagus Harimawan.
Achmad Zaky CEO dan pendiri Bukalapak (pegang kamera) ber-wefie dengan Presiden Joko Widodo dalam acara ulang tahun ke-9 Bukalapak 10 Januari 2019. (Foto: Instagram/Achmad Zaky)
Bukalapak merupakan perusahaan e-commerce/online marketplace di Indonesia yang dioperasikan oleh PT. Bukalapak.com sejak tahun 2010.
Tujuh tahun berselang, perusahaan yang identik dengan warna merah marun itu sukses menjadi salah satu dari empat perusahaan rintisan asal Indonesia dengan nilai valuasi lebih dari US$ 5 miliar.
Namun pada pertengahan tahun 2019, Bukalapak terkena tsunami isu politik lantaran salah satu pendirinya, yakni Ahmad Zaky, terpeleset saat berkomentar mengenai sosok presiden baru jelang pemilihan presiden 2019 lalu.
Baca juga: Achmad Zaky Bukalapak: Kami Ingin Kirim Barang Pakai Drone
Jelang akhir tahun, Bukalapak lagi-lagi diterpa isu tidak sedap mengenai kebangkrutan, lantaran melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan dan penutupan salah satu kantor perwakilan di kota Medan. []