Buku Marxis dan Komunis dalam Penyelidikan Polda Sulsel

Polda Sulawesi Selatan melakukan penyelidikan terkait beredarnya buku Marxisme, Leninisme dan Komunisme yang sempat jadi perhatian.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan penyelidikan terkait dugaan beredarnya buku Marxisme, Leninisme dan Komunisme setelah sekelompok orang dari Brigade Muslim Indonesia (BMI) merazia buku di sejumlah mall di Makassar.

Dalam melakukan penyelidikan itu, Kepala Bidang Humas Polda Sulsel Komisaris Besar Polisi Dicky Sondani mengatakan polisi akan menggandeng dan berkoordinasi dengan pihak Gramedia untuk bersama-sama melakukan pengecekan terhadap buku-buku tersebut.

"Kami menyarankan kepada masyarakat, apabila menemukan buku-buku yang beraliran Marxisme Lenimisme dan Komunisme ataupun pelanggaran hukum lainnya agar memberitahukan Polri, sehingga Polri yang akan melakukan tindakan hukum," kata Dicky Sondani melalui keterangan resminya, Senin, 5 Agustus 2019.

Kata dia, Polda Sulsel juga akan meminta pendapat dari para saksi ahli terkait buku yang dijual Gramedia itu ada dugaan yang mengandung ajaran komunisme atau tidak.

Memang razia buku yang berisi ajaran Marxisme, Lenimisme dan Komunisme di sejumlah toko buku ternama di Makassar, kini menuai kritik dari akademisi hingga pegiat literasi. Para akademis, beramai-ramai mengecam aksi dari sekelompok orang tersebut dan dianggap BMI telah mempertontonkan sikap anti intelektualitas, serta tindakan inkonstitusional.

Merazia buku, apapun itu termasuk buku berpaham Marxisme-Leninisme, hanya memperlihatkan bahwa otak mereka pesakitan, penuh dengan racun.

Senada hal itu, Pegiat Literasi Dialektika Muhammad Mario Hikmat menunjukan rasa kekecewaannya, akibat aksi yang dilakukan BMI yang telah merazia sejumlah buku-buku yang ada di toko buku ternama itu.

"Saya mengutuk keras tindakan razia buku di Makassar. Merazia buku, apapun itu termasuk buku berpaham Marxisme-Leninisme, hanya memperlihatkan bahwa otak mereka pesakitan, penuh dengan racun," ujar Mario Hikmat melalui pesan singkatnya yang diterima Tagar pada Minggu, 4 Agustus 2019. 

Mario Hikmat menyebutkan sifat mereka (BMI), masuk ke dalam kategori anti terhadap ilmu pengetahuan dan tak paham konstitusi.

Menurut dia, kelompok seperti itu bisa membahayakan jalannya demokrasi di negara. Sehingga, tak bisa lagi dibiarkan bebas berkeliaran. "Kita semua mesti melawan,"ucap dia.

Sementara, Lembaga Ta'lif wa Nasyr/ Lembaga media, penerbitan dan penerjemahan Nahdlatul Ulama Sulsel (LTN-NU Sulsel), Syamsul Rijal Adhan mengatakan buku adalah pintu ilmu yang seharusnya dihargai. Salah satu bentuk penghargaan itu dengan membaca, karena perintah pertama dalam Al-Qur'an adalah membaca.

"Jika tidak setuju pada gagasan dalam buku tersebut, misalnya karena dianggap berisi ajaran marxisme, maka seyogiyanya di lawan dengan buku pula. Tulisan harus di lawan dengan tulisan, bukan dengan merazia," tutur Syamsul Rijal Adhan.

Dia mengungkapkan dengan melakukan tindakan razia, hanyalah menunjukkan sebagai seorang yang tidak punya gagasan tandingan dan rendah diri.

Sebelumnya, Organisasi Masyarakat (Ormas) dari Brigade Muslim Indonesia (BMI) Sulawesi Selatan melakukan razia buku-buku berisi ajaran atau paham Marxisme, Lenimisme dan Komunisme di sejumlah toko buku ternama di pusat perbelanjaan atau Mall di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Ketua BMI Sulsel, Muhammad Zulkifli mengatakan, dasar hukum yang menjadi acuan dalam razia buku ini adalah Tap MPRS Nomor XXV 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia, dan pelarangan ajaran atau doktrin bermuatan komunisme atau Marxisme, Lenimisme. Sehingga, pihaknya melakukan razia di sejumlah toko buku yang ada di Kota Makassar.

"Jadi, kami datang memperlihatkan dasar hukumnya dan kami menganggap bahwa salah satu cara menyebarkan paham Marxisme Lenimisme dan Komunisme adalah dengan penjualan buku," kata Zulkifli melalui pesan singkatnya kepada Tagar. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.