Shanghai - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Rabu, 8 Janjuari 2020 anjlok terimbang konflik Iran menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Irak dengan rudal balistik. Sementara harga minyak dan emas dunia melonjak imbas ketegangan AS-Iran yang memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Dua serangan udara Iran yang menyasar pangkalan udara AIn Al-Asad dan Erbil di Irak, Rabu pagi waktu setempat meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk. Hal ini memicu kekhawatiran investor tentang masa depan kawasan Timur Tengah bila konflik terus berlanjut.
Investor melakukan aksi jual yang menekan indeks saham
Indeks Nikkei 225 pada penutupan perdagangan di Bursa Saham Tokyo tergerus hampir mendekati 2 persen. Begitu pula dengan Indeks Hang Seng di Bursa Hong Kong turun hampir 1 persen. Indeks saham di beberapa bursa Asia Tenggara juga mengalami nasib serupa.
'Investor banyak yang melakukan aksi jual sehingga menekan indeks saham," ucap Jingyi Pan, analis dari IG seperti dikutip dari Yahoo Finance, Rabu, 8 Januari 2020.
Berdasarkan data Yahoo Finance, Indeks Nikkei 225 turun 1,96 persen menjadi 23.114,64 poin. Hal yang sama juga terjadi pada Indeks Hang Seng yang turun 0,8 persen ke posisi 29.108,49 poin. Bursa saham lain yang jatuh yakni Indeks Komposit Shanghai, China yang turun 0,5 persen menjadi 3.090,62 poin. Begitu pula dengan Indeks Kospi, Seoul turun 0,7 persen menjadi 2.161,90 poin.
Ilustrasi Bursa Wall Street. (Foto: politico.com).
Di Bursa Wall Street Amerika Serikat, Indeks acuan S&P 500 turun 0,3 persen ke posisi 3.237,18 poin. Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,4 persen ke level 28.583,68 poin. Begitu pula indeks komposit Nasdaq turun 0,1 persen ke posisi 9.068,58 poin. Bursa saham Wall Street ditutup sebelum penyerangan rudal Iran ke pangkalan militer AS di Irak.
Harga minyak bisa mendingin
Sementara itu harga minyak melonjak ke kisaran paling tinggi di bulan ini, Rabu, 8 Januari 2020. Tapi analis pasar mengatakan sebagian harga minyak akan segera mendingin sepanjang fasilitas produksi minyak atau pangkalan minyak tidak mengalami kerusakan karena serangan tersebut.
"Kita harus lihat seberapa banyak dan apa kerusakan yang disebabkan oleh serangan terbaru, tapi pasar minyak mungkin akan menurun, seperti September lalu, jika kita bisa mengkonfirmasi bahwa pangkalan minyak tidak mengalami kerusakan," ucap Analis Sunward Trading di Tokyo Hideshi Matsunaga seperti dilansir dari Reuters, Rabu, 8 Januari 2020.

Harga minyak mentah berjangka acuan Brent naik 1,56 dolar atau 2,3 persen ke 69,83 dolar sekitar 0207 GMT, setelah naik lebih awal ke 71,75 dolar, yang paling tinggi sejak pertengahan September 2019. Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate yang menjadi acuan Amerika Serikat naik 1,25 dolar atau 2 persen ke 63,95 per barel. Naik lebih cepat dari 65,85 dolar, terbesar sejak April tahun lalu.
"Ini menjadi sangat serius... tetapi sepertinya capaian dalam hal grafik teknis karena Brent telah melonjak hingga di atas 70 dolar per barel dan mendekati level tertinggi pada September, 2019 setelah serangan di situs-situs minyak Arab Saudi," kata Matsunaga.[]