Sleman - Polres Sleman menangkap 11 remaja geng Maarif Garis Keras (MGK) yang terlibat dalam kenakalan di jalanan di wilayah Kronggahan, Sleman, Yogyakarta. Ketua geng ikut ditangkap dalam aksi yang barbar itu. Bagaimana cara ketua geng mengumpukan anak buahnya saat mau beraksi?
Kepala Satuan Reserse Kriminial Umum Rudy Prabowo mengatakan berdasarkan pemeriksaan polisi, sebelum beraksi, pelaku RS 21 tahun yang berperan sebagai ketua geng mengajak anak buahnya untuk melakukan aksi balas densam melalu pesan status WhatsApp. Alumnus SMK di Bantul ini yang menggerakan anak buahnya untuk melakukan aksi bar-baran itu.
"Jadi pelaku RS yang dituakan membuat status di WA. bunyinya "Kumpul Penting"," kata AKP Rudy kepada wartawan saat jumpa pers di Mapolres Sleman, Senin 17 Februari 2020.
Jadi mereka itu keluar malam-malam memang ada tujuan untuk balas dendam dengan geng sekolah di Bantul.
Setelah status itu dipublis, teman-temannya yang tergabung dari geng tersebut satu per satu langsung bergegas merapat. Kemudian berkumpul sesuai perintah ketua geng di suatu tempat yang sudah disepakati.
Menurut Rudy, saat itu pelaku R menyampaikan dan mendoktrin anak-anak buahnya. Salah satu doktrin yang disampaikan adalah temannya ada yang menjadi korban penganiayaan oleh geng dari sekolah lain yang ada di wilayah Bantul. Dengan kata lain, anggota geng MGK menjadi korban klitih.
Rudy mengatakan, sebagai bentuk solideritas geng, mereka berniat balas dendam. "Ayo kita balas dendam. Jadi mereka itu keluar malam-malam memang ada tujuan untuk balas dendam dengan geng sekolah di Bantul," katanya.
Menurut pengakuan pelaku, mereka ingin melukai lawannya sebagai bayaran atas perbuatan yang pernah dilakukan. Teman pelaku pernah menjadi korban lawan.
Namun kenyataannya, geng MGK yanng melakukan balas dendam itu sembarangan dalam aksinya. Mereka menyerang secara acak terhadap orang yang ditemui di jalanan.
Akibatnya, korban inisial AM 19 tahun warga Waturejo, Bantul yang tidak tahu apa-apa yang menjadi korban serangan geng tersebut. Korban AM dianiaya oleh geng MGK, diserang menggunakan senjata tajam jenis celurit di wilayah Kasongan, Bantul, Yogyakarta.
Setelah penyerangan itu, akhirnya Polres Sleman 11 remaja yang berasal dari sekolah yang sama. Delapan di antaranya masih bestatus pelajar SMK dan tiga lainnya sudah alumni. Mereka berusia 16- 21 tahun.
Wakil Kepala Polisi Daerah Sleman Komisaris Polisi M Kasim Akbar Bantilan mengungkapkan 11 remaja itu terlibat kenakanlan remaja di jalan yang akhir-akhir ini marak terjadi. Faktanya, dari tangan belasan remaja itu, polisi menemukan dua senjata tajam satu celurit dan satu pedang. []
Baca Juga:
- Sosok Preman Bertato Penyerang Brutal di Kulon Progo
- Pelaku Penyerangan Brutal di Kulon Progo Menyerah
- Pria Mabuk Bawa Pedang Dihajar Massa di Yogyakarta