Cara Mahasiswa Semarang Diskusi di Pandemi Corona

Model diskusi para mahasiswa Semarang dilakukan secara online di tengah pandemi virus corona.
Diskusi online di tengah pandemi virus corona yang digelar mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes). (Foto: Tagar/ Sigit Aulia Firdaus)

Semarang - Persebaran virus corona hampir mematikan kegiatan para pegiat kampus, termasuk kalangan mahasiswa di Semarang. Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online, sehingga para mahasiswa banyak yang memilih pulang ke kampung halaman.

Akibatnya, banyak aktivitas organisasi mahasiswa yang lumpuh lantaran ditinggal pulang anggotanya dan tak bisa mengadakan kegiatan di lingkungan kampus.

Namun, seolah tak kehabisan akal, para mahasiswa masih saja memiliki cara mempertahankan tradisi intelektual bernama diskusi. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang misalnya. 

Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW), salah satu organisasi di kampus tersebut, mengalihkan diskusi tatap muka dengan diskusi dalam jaringan (daring). 

Kami berpikir bagaimana biar tetep ada pencerdasan ke teman-teman tapi dengan metode beda dan kekinian.

Ketua KSMW Citra Septianingsih menuturkan diskusi online dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas WhatsApp. Grup Whatsapp dibuat untuk mengakomodir komunikasi peserta diskusi dengan pemateri. 

Di grup tersebut, pemateri akan mengirimkan paper dan audio pemaparannya terlebih dahulu. Selanjutnya anggota grup merespon dengan pertanyaan dan sanggahan sebagaimana diskusi tatap muka.

"Diskusi kami adakan di grup internal anggota. Pemateri akan menyampaikan paper dan audio sebagai pengantar terkait tema diskusi. Setelahnya, dialog dengan peserta grup," kata dia, Selasa, 31 Maret 2020. 

Citra menyadari, diskusi secara daring masih banyak kelemahan dibanding diskusi dengan model tatap muka. Saat ini pihaknya terus mengevaluasi yang sedang dan sudah dikerjakan.

"Tentu tidak bisa sama dengan diskusi yang dilakukan seperti biasa. Tapi melihat situasi seperti ini, kami rasa ini metode yang efektif untuk menunjang kebutuhan kawan-kawan akan diskusi," ucapnya.

Hal sama juga dilakukan oleh Korps Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Wati (Kohati) Komisariat Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo. Sejak diberlakukan kuliah online, organisasi tersebut juga mengalihkan model diskusinya secara daring.

Beragam tema didiskusikan untuk menunjang kematangan intelektual anggota. "Alhamdulillah sangat antusias. Sampai anggota grup full, mencapai 257 anggota," kata ketua Kohati Komisariat Dakwah, Halimah Sa'diyah.

Lain kampus, lain pula caranya. Di Universitas Negeri Semarang (Unnes) diskusi tidak memanfaatkan grup Whatsapp, melainkan fitur IG TV yang ada di Instagram.

"Dari kami mikirnya grup WA itu jenuh banget. Kalau yang suka baca ya bisa baca sama diskusi selesai. Tapi yang tidak suka baca ya masuk grup hanya sekadarnya saja," kata Ketua Komisariat HMI Unnes Raya, Risqi Zuhrotul Janah.

Diskusi dilaksanakan dengan tema yang ditentukan penyelenggara. Setelah itu, peserta akan bertanya lewat snapgram @hmiunnes. Pertanyaan yang terkumpul akan dijawab satu persatu oleh narasumber lewat video yang diunggah di IG TV.

"Kami berpikir bagaimana biar tetep ada pencerdasan ke teman-teman tapi dengan metode beda dan kekinian," ucap dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Partisipasi Mahasiswa UMM di Magelang Perangi Corona
Kampus UMM Magelang punya program Mahasiswa Tangkis Virus Corona dengan Gembira. Salah satunya dengan membuat dan membagi gratis hand sanitizer.
Mahasiswa USM Semarang Ubah Krokot Jadi Permen Sehat
Bagaimana proses 3 mahasiswa USM Semarang, mengubah krokot menjadi permen menyehatkan tubuh?
Hand Sanitizer UIN Walisongo Semarang Dibagi Gratis
Dosen dan mahasiswa UIN Walisongo Semarang membuat dan membagi gratis hand sanitizer ke masyarakat sekitar kampus.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.