Yogyakarta – Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan beberapa catatan mengenai penanganan pandemi Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sampai Senin, 20 April 2020 di Yogyakarta, wabah virus sudah ditemukan sekitar 69 orang positif terpapar.
Ketua DPW PKS DIY, Darul Falah mengatakan di DIY kasus pertama diumumkan pada 15 Maret 2020 lalu. Selama berjalan 40 hari, jumlah kasus melonjak menjadi 69 orang positif, 668 pasien dalam pemantauan (PDP) dan 3.720 orang dalam pemantauan (ODP).
Kondisi ini perlu menjadi perhatian yang serius baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Supaya dalam membuat kebijakan serta program untuk menekan perkembangan virus ini bisa lebih serius.
“Perkembangan pasien positif dari 1 menjadi 69 orang dalam waktu 40 hari dari hasil pengujian yang masih terbatas jumlahnya baik secara rapid test dan tes swab (PCR), ini jelas kondisi yang perlu diwaspadai," katanya dalam keterangan tertulis pada Selasa, 21 April 2020.
Dia menduga jumlah yang terpapar lebih banyak. "Pemda DIY harus memperbanyak test sehingga bisa menjangkau lebih banyak orang. Tidak perlu menunggu bantuan pusat. Pemda usahakan sendiri untuk menambah rapid test dan tes swab,” katanya.
Falah juga menyoroti mengenai aktivitas masyarakat yang kembali menggeliat selama sepekan terakhir. Kondisi ini akan semakin menyulitkan dalam upaya menekan perkembangan virus.
“Pemda perlu menguatkan kampanye kesadaran masyarakat dengan tindakan yang lebih konkret, misal dengan penyediaan masker yang murah dan mudah terjangkau sehingga semua warga bisa menggunakan," ucapnya.
Pemda DIY harus memperbanyak test sehingga bisa menjangkau lebih banyak orang.
Dia mengatakan saat wabah ini tidak bisa diatasi dengan lebih cepat akan berdampak sosial ekonomi yang sangat berat khususnya bagi kelompok menengah ke bawah. Oleh sebab itu Pemda juga harus melakukan penguatan program perlindungan terhadap keluarga miskin, rentan miskin dan juga para pekerja di sektor informal.
"DIY ini ekonominya yang paling utama digerakkan oleh sektor pendidikan dan pariwisata. Saat ini semua sekolah dan kampus libur, pariwisata juga tutup, maka ada belasan ribu pekerja sektor informal yang terdampak secara langsung seperti para pedagang di Pasar Beringharjo, sebagian telah menutup kiosnya satu bulan yang lalu,” katanya.

Dia juga menyebut dalam upaya menjaga ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, Pemda DIY bisa menggandeng Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk melakukan produksi. Supaya tetap ada pergerakan ekonomi tingkat UMKM.
"Struktur DPD dan DPC (PKS di DIY) juga aktif membuat kegiatan edukasi covid-19 ke masyarakat melalui jejaring media sosial serta pelayanan berupa penyemprotan disinfektan, sambako murah, pembagian hand sanitizer dan masker ke sejumlah lokasi," jelas Darul Falah
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana menambahkan dirinya juga mengamati jalanan di Yogyakarta beberapa hari belakangan sudah mulai ramai. Untuk itu ia meminta supaya Pemda DIY bekerja sama dengan aparat keamanan guna menekannya. " Yang penting tetap dengan pendekatan persuasif," katanya.
Politikus PKS ini mengatakan, pemerintah perlu terus imbau masyarakat untuk tinggal di rumah. Pemda juga perlu memberikan jadup atau sembako kepada warga supaya tidak perlu keluar rumah karena alasan ekonomi. "Saya sudah sampaikan ini ke pemda tapi berdalih masih konsolidasi data, masih perlu waktu," ucapnya. []
Baca Juga:
- Respons Wawali Kota Yogyakarta soal Insiden Walhi
- Protokol Pemudik ke Yogyakarta Saat Wabah Covid-19
- Kuota Bansos Dampak Covid-19 di DIY dan Jateng