TAGAR.id, Jakarta - Menurut informasi dari idikotadompu.org, penyakit kerusakan pada saraf yang terletak di tulang belakang disebut cedera saraf tulang belakang (SCI). Cedera saraf tulang belakang biasanya dapat menjadi lebih buruk dan mengganggu fungsi tubuh, seperti kehilangan kemampuan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas.
IDI Kota Dompu adalah organisasi sebagai wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI berkomitmen untuk membangun kesehatan masyarakat melalui berbagai program dan kolaborasi dengan sektor lain.
Untuk memastikan bahwa semua tenaga medis yang beroperasi di Kota Dompu memiliki lisensi yang sah dan memenuhi standar yang ditetapkan, IDI Kota Dompu memperketat pengawasan terhadap izin praktik dokter. Selain itu, organisasi ini berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan lokal melalui kerjasama lintas sektor, yang mencakup program kesehatan masyarakat.
IDI Kota Dompu saat ini sedang melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyebab cedera saraf tulang belakang serta rekomendasi obat untuk mengurangi gejalanya.
Apa saja ciri-ciri terjadinya cedera saraf tulang belakang?
Dilansir dari laman https://idikotadompu.org, cedera saraf tulang belakang (spinal cord injury) dapat menyebabkan berbagai gejala yang bervariasi tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan cedera. Berikut adalah ciri-ciri utama terjadinya cedera saraf tulang belakang meliputi:
1. Mati rasa dan mengalami kelumpuhan
Salah satu ciri khas penyebab cedera saraf tulang belakang adalah kelumpuhan. Penderita mungkin kehilangan kemampuan untuk bergerak di bagian tubuh tertentu. Selain itu, gejala seperti mati rasa atau kesemutan di ekstremitas, seperti tangan dan kaki, dapat menjadi indikasi bahwa saraf sensorik mengalami masalah.
2. Rasa sakit dan sulit bernafas
Seseorang yang mengalami cedera syaraf tulang belakng juga dapat mengalami rasa sakit tak tertahankan yang disertai dengan kesulitan bernafas. Cedera pada saraf tulang belakang dapat menyebabkan otot pernapasan terganggu, yang dapat menyebabkan batuk atau kesulitan bernapas. Ini dapat menyebabkan nyeri tajam atau sensasi seperti tersengat, terutama di area leher, punggung, atau kepala.
3. Kesulitan menjaga keseimbangan
Seseorang yang menderita cedera saraf tulang belakang juga mengalami kesulitan menjaga keseimbangan tubuh dan mungkin mengalami kesulitan berjalan dan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Gangguan fungsi otonom
Cedera saraf tulang belakang dapat juga dapat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan kandung kemih dan usus. Selain itu, jika cedera mempengaruhi otot pernapasan, penderita mungkin mengalami kesulitan bernapas.
5. Kondisi medis lainnya
Sakit kepala berat, pingsan, dan tanda-tanda syok seperti tekanan darah rendah dan detak jantung lambat bisa menjadi tanda adanya cedera saraf tulang belakang.
Apa saja obat yang direkomendasikan untuk penderita cedera saraf tulang belakang?
IDI Kota Dompu telah merangkum beberapa obat yang dapat mengurangi rasa sakit pada tulang belakang akibat cedera yang dialami. Penderita cedera saraf tulang belakang memerlukan penanganan medis yang komprehensif. Berikut adalah beberapa jenis obat yang direkomendasikan meliputi:
1. Kortikosteroid
Obat kortikosteroid yang sering digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan di sekitar saraf tulang belakang termasuk dexamethasone dan metilprednisolon. Untuk mendapatkan hasil terbaik, obat ini harus diberikan dalam waktu delapan jam setelah cedera.
2. Obat Pereda Nyeri
Dokter dapat memberikan analgesik, seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Jika nyeri menjadi lebih parah, dokter mungkin meresepkan opioid.
3. Antikonvulsan
Gabapentin dan Pregabalin merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri neuropatik yang sering dialami oleh penderita cedera saraf tulang belakang
4. Obat Relaksan Otot
Obat seperti Baclofen atau Tizanidine dapat diresepkan untuk membantu mengurangi kekakuan otot dan spasme yang mungkin terjadi akibat cedera.
Penggunaan obat-obatan ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter untuk memastikan dosis yang tepat dan mencegah efek samping. Selain pengobatan, terapi fisik dan rehabilitasi juga sangat penting dalam proses pemulihan setelah cedera saraf tulang belakang.