Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda dunia, perusahaan teknologi yang berbasis di Amerika Serikat, Alarm Inc, memperkenalkan produk terbarunya, yakni bel pintu video tanpa sentuhan. Bel pintu video ini bertujuan untuk meminimalkan kontak fisik, sehingga pengunjung tidak perlu memencet bel.
Hal ini akan membantu memastikan bahwa pengunjung yang datang tidak berisiko tertular Covid-19 dari bel pintu tuan rumah. Perusahaan mengungkapkan bahwa perangkat ini merupakan bel pintu video pertama yang hadir tanpa sentuhan.
Salah satu manfaat menggunakan produk ini ialah dapat mengurangi risiko kesehatan masyarakat yang melekat pada pengunjung ketika menyentuh permukaan bel yang mungkin telah terkontaminasi kuman dan penyakit, hal tersebut bisa membuat rumah tetap aman bagi penghuni dan pengunjung.
Perusahaan juga menawarkan aksesori keset untuk bel pintu, yang dapat membantu pengunjung dengan petunjuk di mana harus berdiri untuk mengaktifkan bel pintu video dengan benar.
Bel pintu tanpa sentuh. (Foto: Alarm Inc)
Untuk cara kerja bel pintu tanpa sentuhan ini, yakni ketika Kameranya mendeteksi pengunjung, bel tersebut akan mulai memainkan sebuah lagu dan mengirimkan pemberitahuan ke ponsel pemiliknya.
Ketika perekaman video dimulai, pemilik bisa melihat dan berbicara dengan pengunjung melalui bel pintu, dan yang menariknya perangkat ini telah terintegrasi dengan sistem keamanan rumah pintar lainnya.
Sehingga dapat memicu perangkat lain seperti lampu. Kameranya sendiri memiliki kemampuan penglihatan malam, didukung dengan HDR dan 1080p.
Bel pintu video ini bisa diperoleh melalui mitra instalasi perusahaan dan laman web resminya. Belum ada informasi mengenai harga bel pintu ini, namun perusahaan bersikeras bahwa perangkat ini kemungkinan dibanderol di bawah 200 dollar AS atau sekitar Rp 2,8 jutaan, terlepas dari biaya pemasangan dan aksesori lainnya.
- Baca juga: Samsung Perkenalkan 3 Produk Robot Baru di CES 2021
- Baca juga: Pasokan Semikonduktor Langka, Produksi Nissan Note Dipangkas
Sayangnya, bel pintu ini tidak diketahui apakah akan dijual di pasar global, termasuk di Indonesia atau tidak. []
(Cherryn Lagustya)