TAGAR.id, Jakarta - Menurut informasi dari idikotapurbalingga.org, salah satu gangguan kesehatan yang terjadi pada pria adalah ginekomastia. kondisi pembesaran jaringan payudara pada pria yang bersifat jinak (nonkanker). Kondisi ini dapat terjadi pada pria di segala usia, tetapi paling sering terjadi pada masa pubertas, bayi baru lahir, dan orang dewasa. Ketidakseimbangan hormon, terutama testosteron dan estrogen, juga dapat menyebabkan ginekomastia.
IDI merupakan singkatan dari Ikatan Dokter Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah profesi bagi para dokter di Indonesia. IDI Kota Purbalingga adalah organisasi profesional yang berfungsi untuk menaungi dan mengembangkan profesi dokter di daerah Purbalingga, Jawa Tengah. Organisasi ini berkomitmen untuk terus berkontribusi pada peningkatan pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Purbalingga saat ini telah meneliti terkait gangguan kesehatan Ginekomastia yang terjadi pada pria. Penyebab utama terjadinya Ginekomastia serta pengobatan yang tepat bagi penderitanya.
Apa saja penyebab terjadinya gejala ginekomastia pada pria?
Dilansir dari laman https://idikotapurbalingga.org, ginekomastia adalah kondisi pembesaran abnormal jaringan payudara pada pria, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, terutama peningkatan estrogen atau penurunan testosteron. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya ginekomastia meliputi:
1. Ketidakseimbangan hormon
Ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan testosteron sering kali menyebabkan ginekomastia. Pria memproduksi estrogen dalam jumlah kecil, dan jika kadar estrogen meningkat atau testosteron menurun, ini dapat menyebabkan pembesaran payudara.
2. Masa pubertas
Perubahan hormonal selama masa pubertas dapat menyebabkan peningkatan kadar estrogen, yang sering kali bersifat sementara. Pada remaja, pembesaran payudara biasanya akan kembali normal seiring waktu.
3. Obesitas atau kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan dapat menyebabkan penumpukan lemak di area dada, yang dikenal sebagai pseudoginekomastia. Lemak berlebih juga dapat meningkatkan produksi estrogen dan menekan produksi testosteron, yang keduanya dapat menyebabkan ginekomastia muncul.
4. Adanya kondisi medis tertentu
Faktor terakhir terjadinya ginekomastia pada pria adalah adanya penyakit tertentu. Penyakit hati kronis (seperti sirosis) dan gangguan fungsi ginjal dapat mengganggu metabolisme hormon dan meningkatkan kadar estrogen.
Apa saja obat untuk mengatasi gejala ginekomastia?
IDI Kota Purbalingga telah merangkum cara mengatasi gejala ginekomastia, terdapat beberapa jenis obat yang dapat digunakan, tergantung pada penyebab dan keparahan kondisi tersebut. Berikut adalah obat-obatan yang umum direkomendasikan meliputi:
1. Obat Antiestrogen
Salah satu obat antiestrogen adalah Tamoxifen. Obat ini dapat diberikan dalam dosis 10-20 mg dua kali sehari. Efektif dalam mengurangi pembesaran jaringan payudara dan memiliki efek samping seperti mual dan nyeri epigastrik.
2. Obat Clomiphene Sitrat
Obat ini dapat diberikan dalam dosis 50-100 mg sekali sehari selama hingga 6 bulan. Dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan penglihatan dan mual.
3. Perubahan gaya hidup lebih sehat
Gaya hidup yang berubah, seperti menjaga berat badan yang sehat dan menghindari mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, juga penting untuk mengendalikan ginekomastia.
Sebelum mengonsumsi obat yang dijelaskan, penting untuk berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan medis yang sesuai dengan kebutuhan individu. []