Jakarta - Pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menilai masalah penuhnya CEIR (Centralized Equipment Identity Register) Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk proses pemblokiran International Movile Equipment Identity atau IMEI ponsel ilegal atau black market harus mendapat perhatian khsus.
"Regulator harus gerak cepat, Menkominfo, Menperin, dan Menperdag menyediakan fasilitasnya, karena saling berpacu dengan industri HP," kata Kamilov saat dihubungi Tagar, Minggu, 11 Oktober 2020.
Sistem IMEI ini sudah dua tahun tetapi belum optimal juga.
Terlebih, kata Kamilov, saat ini sudah muncul produk-produk baru seperti ponsel 5G di pasaran. "Harus ada solusi dari Kementerian, jadi produk-produk yang sudah mau dikeluarkan pabrikan sudah teregistrasi dengan jelas oleh regulator," ucap Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi (LPPMI).
Pengamat Telekomunikasi Kamilov Sagala (Foto: Tagar/Dok Kamilov Sagala)
Kamilov menjelaskan, masalah ini perlu ditangani dan dibenahi dengan tepat. Sebab, jika terus dibiarkan bisa berefek domino ke depannya.
"Secara per kementerian mereka sudah ada peraturan menterinya sangat spesifik. Saya bicara sebagai masyarakat mengimbau dan meminta regulator untuk urusan ini kerjalah paripurna tidak ada lubang-lubangnya. Apalagi operator sudah sangat membantu pemerintah untuk jalannya program tersebut," ujar Kamilov.
Sebab, menurutnya, selama ini sistem pemblokiran IMEI untuk ponsel ilegal belum optimal. "Sistem IMEI ini sudah dua tahun tetapi belum optimal juga karena CEIR identifikasi data nasionalnya yang dikelola Kemenperin (Kementerian Perindustrian) terbatas kapasitasnya," tutur Kamilov.
Bila permasalahan ini terus terjadi, kata Kamilov, tentu akan mengganggu keberlangsungan industri ponsel. "Ya jelas mengganggu sekali samapi ke level penjual juga di pasar atau toko karena HP tidak bisa berfungsi," tutur mantan anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI). .
Sebelumnya, kapasitas mesin pemblokir IMEI untuk ponsel ilegal yakni CEIR (Centralized Equipment Identity Register) dilaporkan hampir penuh pada akhir September lalu. Kondisi ini tentu bisa mempengaruhi keberlangsungan industri ponsel lantaran produsen dan distributor tidak bisa memasarkan produknya. []
- Baca Juga: Mesin CEIR Kominfo Penuh, Sistem Pemblokiran IMEI Belum Optimal
- Ponsel BM Merugikan, Kemenperin Dukung Aturan IMEI