Jakarta - Sebuah video yang beredar di YouTube, Facebook dan juga menjadi pesan berantai di aplikasi WhatsApp yang memperlihatkan warga China nonmuslim yang ketakutan wabah virus corona sedang menunaikan salat menjadi viral.
Dikutip dari Antara, Senin, 10 Februari 2020, video itu berdurasi empat menit 31 detik dan memperlihatkan orang berlari-lari hendak melakukan salat di dekat bangunan masjid yang belum selesai.
Dalam video itu, terlihat pula polisi dan sebagian warga yang melihat-lihat di pinggir jalan. Sebagian orang yang berada di pinggir jalan juga ikut merekam kegiatan salat.
Namun, pesan berantai itu bukan hanya menyertakan video, melainkan narasi di dalamnya. Berikut isi narasi dalam pesan berantai di aplikasi WhatsApp:
"di China Tiongkok Rakyat China takut virus corona,mendadak spontan ikutan sholat jum'at walau kiblatnya mereka asal asalan. Semoga mereka dapat hidayah dari Allaah swt."
Benarkah video itu memang memperlihatkan warga China nonmuslim yang takut virus corona melakukan salat?
Tangkapan layar Deshabhimani.com tentang perayaan Idul Fitri di Yiwu, China pada 2019. (Foto: Antara/Deshabhimani.com)
Cek Fakta
Dalam video itu, tidak terlihat satu orang pun yang menggunakan masker untuk mencegah tertular virus corona.
Mengacu laporan Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Informasi dan Informatika (Kominfo), video viral tersebut merupakan video lama yang diunggah pertama kali oleh salah seorang pengguna Facebook dengan nama akun Mak Mohamed pada 5 Juni 2019 saat merayakan lebaran di China.
Pengguna Facebook itu merupakan salah satu pengusaha di China asal India. Mak Mohamed tampak menunjukkan kegiatan berlebaran di Yiwu, China.
Dengan demikian, video tersebut orang-orang salat di China itu bukan diambil di Wuhan. Video tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan virus Corona yang mewabah saat ini.
Video Mak Mohamed tersebut juga diunggah oleh media online asal India yang berbahasa Malayalam sebagai bahasa resmi negara terselatan India.
Deshabhimani.com menyertakan narasi pada video itu dengan membantah klaim atau tuduhan bahwa pemerintah China tidak mengizinkan segala bentuk kegiatan keagamaan. []