Dairi - Kaburnya Dedi Sitohang, 21 tahun, menjelang hari pernikahannya dengan LN di Lumban Simbolon, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, menguak cerita sedih.
LN kepada keluarganya mengaku, belakangan ini Dedi sering berlaku kasar kepadanya. LN sering dipukul Dedi.
Mirisnya lagi, uang kiriman abang LN dari Jakarta sebesar Rp 1 juta sebagai kado pernikahan yang dikirim ke rekening Dedi, ikut dibawa kabur oleh Dedi. Undangan yang terlanjur disebar pun telah dibatalkan.
Hal itu dikatakan Zakarias Nainggolan, 45 tahun, ayah LN dikonfirmasi Tagar di kediamannya di Desa Bangun, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Selasa, 20 Oktober 2020.
Rumah keluarga itu sangat sederhana, berdinding papan. Tidak tampak satu pun kursi di ruang tamu.
Mereka menggelar tikar, menjamu keluarga yang datang menanyakan perkembangan kaburnya Dedi.
Zakarias memaparkan, LN adalah anak ke dua dari sembilan bersaudara. Ke-9 buah hati mereka, belum ada yang menikah.
Hanya LN yang akan menikah dan direncanakan pemberkatan pernikahan pada Kamis, 22 Oktober 2020 mendatang.
Rencana sukacita itu pun pupus. Dedi telah kabur, tidak diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Pun demikian, Zakarias dan pihak keluarga marga Nainggolan masih menaruh harapan, Dedi kembali sebelum hari pernikahan.
Zakarias menuturkan, hubungan kasih Dedi dengan putrinya telah berlangsung satu tahun. Dedi sering martandang ke rumah mereka. Bahkan menginap di rumah itu.
Baca juga: 3 Hari Jelang Pernikahan, Calon Pengantin Pria di Dairi Kabur
Demikian halnya dengan LN, telah dibawa Dedi berulang kali ke rumah oppung (nenek) di mana Dedi tinggal.
Dipaboa boruki ma, dipukkuli ibana. Hepeng kiriman ni abang na pe nga dilarihon
“Sering do ro tu son. Modom di son pe hea do. Mangan minum lomo na do. Molo iba, dang mungkin usiron ai jolma do nasida. Dang ni sangka songonon (Sering datang ke sini. Tidur pun pernah di sini. Makan minum, suka dianya. Kalau saya, tidak mungkin mengusir, manusianya dia. Tidak sangka begini),” kata Zakarias, didampingi istrinya.
Disebut, LN diluahon (dijemput) Dedi dan keluarganya dari kediaman Zakarias pada Jumat, 2 Oktober 2020.
Mereka pun memberangkatkan Dedi dan LN dengan acara adat sederhana.
Diutus juga pihak parboru (keluarga calon mempelai perempuan) ke rumah paranak (keluarga calon mempelai pria).
Dedi Sitohang, 21 tahun, warga Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Kabur menjelang pernikahannya. (Foto: Tagar/Ist)
Pada Minggu, 4 Oktober 2020, keduanya telah melaksanakan acara martumpol (pranikah) di gereja HKBP Dolok Tapian Nauli, Resor Jumaramba.
Pada Sabtu, 10 Oktober 2020, tiga orang dari pihak keluarga Dedi datang ke rumah Zakarias, membahas acara adat yang akan dilangsungkan.
Disepakati, acara siuk osang (adat sederhana). Keluarga Dedi pun memberikan parsigambiri (ganti mahar) Rp 2.500.000.
Menurut Zakarias, uang itu telah dibagi kepada keluarga terkait, sekaligus mengundang untuk hadir memberikan doa pada acara pernikahan.
“Tu tulang pe tu Toba nga sahat gokkon hu. Langsung do au tu Toba. Nga sahat be sude. Nga huhatai akka motor dalan nami tu san. Nga hu panjar. Alai ba songonon ma nai (Ke paman di Toba pun sudah sampai undangan. Langsung saya ke Toba. Sudah sampai semua. Sudah kami bahas mobil angkutan ke sana. Sudah saya panjar. Tapi beginilah),” kata Zakarias.
Baca juga: Mahasiswa Bakar Keranda Menagih Janji Kampanye Bupati Dairi
Adapun berita kaburnya Dedi, diketahui Zakarias pada Minggu, 18 Oktober 2020. Bapatua (abang bapak) Dedi, menyampaikan kabar itu melalui telepon.
Disebut, Dedi kabur pada Senin, 12 Oktober 2020. Karenanya, rencana mengundang warga sekitar untuk memberi doa restu pada acara pernikahan dibatalkan.
Pada Minggu malam, Zakarias pun mengutus beberapa orang ke rumah pengurus gereja, tempat LN menginap, memantau perkembangan. Di sana, LN bercerita bahwa ia kerap diperlakukan kasar oleh Dedi.
“Dipaboa boruki ma, dipukkuli ibana. Hepeng kiriman ni abang na pe nga dilarihon. Gabe tarboto ma sude (Diberitahukan putriku itu, dia dipukuli. Uang kiriman abangnya pun dilarikan. Jadi ketahuan semua),” kata Zakarias.
Zakarias menyebut, masih menunggu itikad baik Dedi dan pihak keluarganya hingga tanggal pernikahan yang telah ditetapkan. Jika tidak, berbagai upaya telah dibahas untuk diambil tindakan.[]
PEN