Jakarta – Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, hari Sabtu, 19 Februari 2022, mengatakan kepala hak asasi manusia (HAM) PBB, Michelle Bachelet, diperbolehkan mengunjungi Xinjiang. Namun, Wang Yi menegaskan bahwa China menolak penyelidikan apa pun yang didasarkan pada praduga bersalah.
Bachelet telah lama mencari cara untuk dapat memasuki wilayah China barat untuk menyelidiki tuduhan pelecehan terhadap etnis Uyghur. Masalah ini telah mempertegang hubungan antara Beijing dan Barat, memicu tuduhan genosida dari Washington dan boikot diplomatik yang dipimpin AS oleh beberapa negara dari Olimpiade Musim Dingin di Beijing.
"(China) menolak semua jenis bias, prasangka, dan tuduhan yang tidak beralasan," Wang, yang juga seorang anggota dewan negara China, mengatakan melalui video di Konferensi Keamanan Munich ketika ditanya apakah Bachelet akan memiliki akses tidak terbatas di Xinjiang.

Kelompok hak asasi manusia menuduh China melakukan pelanggaran besar-besaran terhadap Uighur dan kelompok minoritas lainnya, termasuk penyiksaan, kerja paksa dan penahanan satu juta orang di kamp-kamp interniran. China mengatakan kamp-kamp itu adalah fasilitas pendidikan ulang dan pelatihan. Beijing menyangkal adanya pelecehan, dengan mengatakan fasilitas itu digunakan untuk memerangi ekstremisme agama.
“Apa yang disebut kamp kerja paksa atau pendidikan sistematis semuanya bohong dan palsu,” kata Wang.
"Saya harap Anda dapat mempercayai pemerintah China, dan mempercayai apa yang dikatakan pemerintah China dan informasi yang telah kami rilis," katanya (ah)/Reuters/voaindonesia.com. []
UU Larangan Impor Produk Xinjiang Disahkan Parlemen Amerika
Rekaman Kamp Uighur di Xinjiang Tayang di YouTube
Amerika Perkeras Peringatan Soal Risiko Bisnis di Xinjiang
China Tidak Terima Evaluasi PBB Soal Xinjiang