Jakarta – Pada tahun 2020 China melampaui Amerika Serikat (AS) sebagai mitra dagang terbesar Uni Eropa (UE). Hal ini disampaikan oleh badan statistik UE, Eurostat, pada hari Senin, 15 Februari 2021.
Sedangkan Inggris, yang keluar dari blok Uni Eropa, adalah mitra dagang terbesar ketiga Uni Eropa, setelah China dan Amerika, seperti dilaporkan badan statistik itu.
Keunggulan China muncul setelah negara itu menderita akibat pandemi virus corona pada kuartal pertama tahun 2020, tetapi cepat pulih bahkan dengan permintaan melebihi tingkat tahun lalu pada akhir 2020.
Hal ini mendorong penjualan produk Eropa, terutama di sektor mobil dan barang mewah, sementara ekspor China ke Eropa diuntungkan dari permintaan yang kuat untuk alat-alat kedokteran dan elektronik.

Turunnya peringkat AS itu terjadi ketika UE dan China berupaya meratifikasi kesepakatan investasi yang telah lama dirundingkan, yang akan memberi perusahaan Eropa akses yang lebih mudah ke pasar China.
Eurostat mencatat, besarnya nilai perdagangan Uni Eropa dengan China mencapai 711 miliar dolar AS pada tahun 2020, dibandingkan 673 miliar dolar AS dengan AS. Badan statistik itu mengatakan, ekspor Uni Eropa naik 2,2% jadi 202.5 miliar Euro, sementara pada kurun waktu yang sama impor dari China naik 5,6% jadi 383.5 miliar Euro.
Ekspor UE ke AS jatuh 13,2% pada periode yang sama dan impor menurun 8,2% (ps/jm)/voaindonesia.com. []