Jakarta – TV China menyerukan pemboikotan terhadap H&M dan mengecam merek pakaian dan sepatu itu karena tidak membeli kapas dari Xinjiang. Peritel itu dituduh mengikuti sanksi Barat terhadap pejabat China yang dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di kawasan Xinjiang. Siaran TV itu pada Kamis, 25 Maret 2021.
Partai Komunis yang berkuasa mengecam H&M karena pada Maret 2020 mengatakan, pihaknya akan menghentikan pembelian kapas dari kawasan di China barat laut itu. Perusahaan Swedia itu bergabung dengan merek-merek lain dalam mengungkapkan keprihatinan terkait laporan kerja paksa di sana.
Suasana di desa kecil tempat etnis Uighur tinggal, di pinggiran Shayar di wilayah Xinjiang, China, 13 September 2019. (Foto: Dok/voaindonesia.com/AFP).
Harian partai, The Global Times, juga mengecam pernyataan yang diberikan oleh Burberry, Adidas, Nike, New Balance, dan Zara sehubungan isu Xinjiang sejak dua tahun yang lalu.
“Untuk bisnis yang meraih keuntungan dari negara kita, tanggapannya sudah jelas: jangan beli dari mereka!” Demikian kata TV China di akun media sosialnya.

Serangan ini menyusul keputusan pada Senin, 22 Maret 2021, oleh blok Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara, Amerika, Inggris, dan Kanada untuk memberlakukan sanksi perjalanan dan finansial terhadap empat pejabat China karena pelecehan di Xinjiang.
Lebih dari satu juga orang di Xinjiang, kebanyakan adalah etnis Muslim Uighur telah dimasukkan ke dalam kamp-kamp kerja, demikian menurut peneliti dan pemerintah asing. Beijing membantah melakukan penganiayaan terhadap mereka, dan katanya pemerintah berusaha menggalakkan pembangunan ekonomi dan memberantas radikalisme (jm/pp)/voaindonesia.com. []