Jakarta - Coca Cola akan menghapus sementara iklan yang dimuat di perusahaan jejarin sosial, Facebook secara global selama satu bulan. Keputusan produsen minuman ringan dari Amerika Serikat (AS) itu sebagai bentuk dukungan terhadap pihak-pihak yang meminta iklan-iklan berisi ujaran kebencian dihapuskan dari platform tersebut.
"Tidak ada tempat untuk rasisme di dunia dan tidak ada tempat untuk rasisme di media sosial," kata CEO Coca Cola, James Quincey, seperti diberitakan dari BBC News, Minggu, 28 Juni 2020.
Lebih dari 90 perusahaan telah menghentikan iklan di Facebook untuk mendukung kampanye #StopHateforProfit.
Baca Juga: Facebook Diboikot Perusahaan Besar di AS
Quincey menuntut akuntabilitas dan transparansi yang lebih besar dari perusahaan media sosial seperti Facebook. Hal itu terjadi setelah Facebook menghadapi aksi pemboikotan dari sejumlah pihak yang meminta perusahaan jejaring sosial itu menghapus iklan bernada ujaran kebencian.
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan pihaknya akan mengubah kebijakan perusahaan untuk melaran iklan yang mengandung unsur ujaran kebencian. Di bawah kebijakan baru itu, Facebook akan melarang iklan yang menuduh ras tertentu, etnis, kebangsaan, kasta, jenis kelamin, orientasi seksual atau asal imigrasi merupakan ancaman terhadap keselamatan fisik atau kesehatan orang lain.
Akibat aksi boikot #StopHateforProfit, kekayaan bersih pendiri Facebook tergerus US$ 7,2 miliar.
Facebook juga akan memberi label peringatan terhadap unggahan-unggahan yang dinilai memiliki indikasi pelanggaran terhadap aturan komunitas.

Penggagas kampanye #StopHateforProfit menuduh Facebook tidak melakukan cukup banyak untuk menghentikan ujaran kebencian, dan disinformasi.
Lebih dari 90 perusahaan telah menghentikan iklan di Facebook untuk mendukung kampanye #StopHateforProfit. Akibat boikot tersebut, saham Facebook turun 8,3% pada Jumat, 26 Juni 2020 atau US$ 56 miliar dari nilai pasar Facebook. Akibat boikot itu juga, kekayaan bersih Zuckerberg tergerus US$ 7,2 miliar, yang membuat posisinya sebagai orang terkaya ketiga di dunia tergeser oleh bos Louis Viutton, Bernard Arnault.
Baca Juga: Facebook Meyakini WhatsApp Pay akan Pulih di Brasil
Quincey menyebutkan, penghapusan iklan sementara di Facebook bukan berarti Coca Cola ikut bergabung dalam kampanye #StopHateforProfit. Ia mengatakan akan menilai kembali kebijakan periklanan untuk menentukan apakah revisi diperlukan. []