Jakarta- Pemerintah Jepang telah meluncurkan paket stimulus senilai US$ 1 triliun untuk penanganan pandemi virus corona Covid-19, yang diumumkan Perdana Menteri Shinzo Abe pada April lalu. Gelontoran dana yang super gede membuat Negeri Matahari Terbit itu harus bersiap-siap menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi.
Menurut data yang dirilis Forbes, daftar harta gabungan 50 orang tajir ini hanya turun 5 persen menjadi US$ 168 miliar atau setara Rp 2.535,2 triliun
Dengan deklarasi darurat nasional dan penundaan penyelenggaraan Olimpiade hingga tahun depan, sektor bisnis bakal terkena dampaknya. Seperti diberitakan dari Forbes, meskipun perekonomian mengalami penurunan, 50 orang terkaya di Jepang ini tidak terlalu merasakan dampaknya.
Baca Juga: Rahasia Jepang Cepat Pulih dari Virus Covid-19
Menurut data yang dirilis Forbes, daftar harta gabungan 50 orang tajir ini hanya turun 5 persen menjadi US$ 168 miliar atau setara Rp 2.535,2 triliun dibandingkan data Maret 2019. Bahkan, nilai tukar yen Jepang sedikit menguat terhadap dolar AS dan meskipun indeks Nikkei 225 anjlok lebih dari 11 persen dibandingkan periode yang sama.
Secara keseluruhan, lebih dari separuh atau sekitar 28 orang tertajir itu, kekayaan bersihnya menurun. Bos dan pemilik jaringan ritel Yanai Fast Retailing, Tadashi Yanai, kekayaannya tergerus US$ 2,6 miliar, meskipun ia tetap menjadi orang paling kaya di Jepang untuk tahun kedua berturut-turut dengan total hartanya mencapai US$ 22,3 miliar.

Pandemi Covid-19 membuat sejumlah gerainya di China ditutup, namun kini sebagian besar sudah beroperasi kembali. Penutupan gerai juga terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Fast Retailing mendonasi 10 juta masker untuk membantu penanganan Covid-19 di seluruh dunia.
Pemilik dan pendiri SoftBank, Masayoshi Son masih menjadi orang terkaya kedua di Jepang, meskipun hartanya tergerus karena imbas Covid-19. SoftBank pernah terpukul dari gagalnya penawaran saham perdana (IPO) perusahaan startup, WeWork dimana SoftBank menjadi pemegang saham terbesar. Setelah itu, perusahaan ini mundur dari program penyelamatan WeWork. Akibatnya, pundi-pundik harta Son turun US$ 3,5 miliar menjadi US$ 20,5 miliar. Untuk menghilangkan kekhawatiran investor tentang investasi SoftBank, Son mengumumkan penjualan aset senilai US$ 41 miliar.
Baca Juga: Viral Cara Warga Jepang Merespons Virus Corona
Sementara 17 orang tajir berhasil meningkatkan kekayaannya di tengah pandemi corona Covid-19, dipimpin oleh Takemitsu Takizaki. Pendiri Keyence, pembuat sensor itu berhasil mendongkrak hartanya US$ 1,2 miliar menjadi US$ 19,8 miliar. Masahiro Noda, pendiri integrator sistem TI Obic, kekayaannya naik menjadi US$ 3,14 miliar terdongkrak oleh lonjakan nilai saham sebesar 32 persen.[]