Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tengah mencari alternatif pembiayaan lunak bagi pelaku usaha sektor industri kecil menengah dan aneka (IKMA) agar dapat membayar gaji pegawai yang telah dirumahkan akibat virus corona Covid-19.
Kemenperin usulkan pemberian pinjaman lunak kepada pelaku IKMA sehingga mereka mampu membayar gaji.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan pihaknya kini mendata setidaknya terdapat 149.858 pekerja sektor industri kecil dan menengah yang telah terdampak pandemi asal Wuhan, China itu.
“Kemenperin mengusulkan adanya pemberian pinjaman lunak kepada pelaku IKMA sehingga mereka mampu membayar gaji pekerja yang dirumahkan akibat wabah COVID-19. Bunga yang ada di pinjaman lunak ini akan lebih rendah dari bunga KUR (Kredit Usaha Rakyat),” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu, 5 April 2020.
Gati menambahkan, pemerintah juga bakal memberikan kebijakan lain berupa penundaan pembayaran kredit hingga satu tahun. Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi instrumen relaksasi bagi industri manufaktur sektor kecil dan menengah.

Menutip data Kemenperin, saat ini terdapat 43.016 IKMA yang terdampak Covid-19 dengan sebaran di Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan Banten. Total tenaga kerja di sektor ini pada 2019 sekitar 10,8 juta orang dengan nilai produksi lebih dari Rp 1 triliun.
Tercatat, sejak Covid-19 merebak awal pada awal Maret, rata-rata penjualan IKMA mengalami penurunan antara 50 persen hingga 70 persen. Selain itu, Gati menyebut bahwa salah satu subsektor industri manufaktru yang dinilai cukup rentan adalah IKM otomotif.
Apabila Honda dan Yamaha berhenti produksi, potensi kerugian sekitar Rp 2 miliar untuk IKM anggota APEK.
Saat ini, IKM komponen dan suku cadang otomotif pendukung masih tetap berproduksi, meskipun sebagian besar mengalami penurunan permintaan dari vendor maupun Agen Pemegang Merek (APM).
“Sebagai contoh, apabila Honda dan Yamaha berhenti produksi, potensi kerugian sekitar Rp2 miliar untuk IKM anggota Asosiasi Pengusaha Engineering Karawang (APEK),” ucapnya.
Lebih lanjut, data lain menunjukkan bahwa akses distribusi dan pengiriman masih bisa berjalan sepanjang jalur tol nasional (Jakarta-Cikampek dan Pantura) masih tetap dapat dilalui. Adapun beberapa kendala yang dihadapi IKM komponen dan suku cadang diantaranya adalah harga bahan baku yang lebih mahal, karena pengaruh kurs dolar karena imbas virus corona.
Baca Juga:
- Industri Teksil Digenjot Produksi 17 Juta APD Corona
- Industri MICE Anjok, ITDC Mitigasi Dampak Covid-19