Jakarta – “Anak-anak yang kurang beruntung adalah yang paling terpukul oleh tindakan darurat,” kata Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay. Terpukul di sini karena wabah virus corona.
Walaupun penutupan sekolah sementara sebagai akibat dari kesehatan dan krisis lainnya bukanlah hal baru, tapi skala global dan kecepatan gangguan pendidikan saat ini tak tertandingi. Jika berkepanjangan, bisa mengancam hak anak atas pendidikan.
Sembilan negara lebih lanjut telah menerapkan penutupan sekolah setempat. UNESCO memperkirakan bahwa jika negara-negara ini menutup sekolah secara nasional, 180 juta lagi anak tidak bersekolah.
Angka resmi UNESCO menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik yang terkena dampak virus corona berada di Cina (lebih dari 233.000.000), diikuti oleh Jepang (hampir 16.500.000), dan Iran (lebih dari 14.500.000).
Badan PBB tersebut memperingatkan bahwa penutupan sekolah bermasalah karena beberapa alasan. Mereka berdampak negatif terhadap prestasi belajar dan mengurangi produktivitas ekonomi. Hal ini terjadi ketika orang tua berjuang untuk menyeimbangkan komitmen kerja dengan pengasuhan anak. Bisa juga memperparah ketidaksetaraan, karena keluarga yang kurang beruntung cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan lebih sedikit sumber daya untuk mengisi kesenjangan belajar.

Konsekuensi negatif lainnya termasuk gizi buruk (banyak anak-anak bergantung pada makanan sekolah gratis atau diskon). Begktu juga dengan tekanan yang tidak diinginkan pada sistem perawatan kesehatan (wanita mewakili sebagian besar pekerja perawatan kesehatan di banyak negara). Sering juga mereka harus kehilangan pekerjaan ketika sekolah tutup, al. karena menjaga anak-anak mereka. Kondisi ini semua akan mengarah ke angka putus sekolah yang lebih tinggi. Itu artinya kondisi ini merupakan tantangan untuk memastikan anak-anak kembali ke sekolah setelah penutupan.
Azoulay mengatakan bahwa UNESCO bekerja dengan negara-negara untuk memastikan kesinambungan pembelajaran bagi semua. UNESCO membantu untuk mengimplementasikan program pembelajaran jarak jauh skala besar dan rencana untuk mengadakan pertemuan darurat para menteri pendidikan minggu depan (Sumber: news.un.org). []