Corona, Sehari Hanya 1 Tiket Bus Terjual di Rembang

Pandemi virus corona berdampak pada penjualan tiket bus di Rembang. Ada agen bus yang hanya mampu menjual satu tiket dalam sehari.
Suasana lengang Terminal Rembang pascapandemi virus corona. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang - Penjualan tiket bus di Terminal Rembang mengalami penurunan semenjak adanya wabah Corona. Anjloknya penjualan tiket tersebut mencapai 50 persen lebih, bahkan ada agen bus yang hanya mampu jual satu tiket bus dalam sehari. 

Sekitar sepekan, rata-rata hanya dua atau satu tiket.

Agen tiket bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan antarkota antar provinsi (AKAP), Kholdi mengaku penjualan tiket pascapandemi cornavirus disease 2019 atau Covid-19 turun drastis. Biasanya, ia mampu menjual minimal lima lembar tiket dalam sehari. Namun sekitar seminggu terakhir maksimal hanya dua lembar tiket. 

"Sekitar sepekan, rata-rata hanya dua atau satu tiket,” tutur dia, Senin, 23 Maret 2020.

Rata-rata tiket yang terjual adalah tujuan bogor maupun wilayah Jawa Barat lainnya. Tidak ada perubahan harga tiket, masih dibanderol sama sebelum corona merebak. Seperti untuk tiket tujuan Bogor, tetap stabil di harga Rp 210 ribu.

"Harganya (tiket) masih sama kaya sebelumnya, tidak ada perubahan," ujarnya. 

Pantauan Tagar sekitar pukul 11.00 WIB, area Terminal Rembang tampak sepi. Hanya sedikit bus yang masuk dalam terminal. Kalaupun ada bus masuk, penumpang tidak ada yang turun untuk membeli minuman atau cemilan. 

agen tiket bus rembangPandemi virus corona berimbas pada penjualan tiket bus di seluruh agen penjualan tiket di Terminal Rembang. (Foto: Tagar/Rendy Teguh Wibowo)

Suasana di deretan kios makanan dan agen tiket bus pun didominasi para pedagang dan pemilik usaha saja. Dari sejumlah agen tiket, hanya ada satu yang terlihat melayani penumpang. Sementara di agen lain lebih banyak diisi kegiatan ngobrol antarsesama agen.

"Bus yang masuk terminal penumpangnya tidak ada yang turun dari bus, tidak sampai masuk ke sini terus jajan itu tidak," ucap dia.  

Untuk mengatasi sepinya penjualan tiket, Kholdi mengaku bergantung pada jualan cemilan dan minuman di kiosnya. Namun hal itu juga tidak bisa diandalkan sebab bus yang masuk Terminal Rembang penumpangnya enggan turun. 

"Mungkin takut kena virus corona, padahal di sini, di area terminal ini, sudah juga dilakukan penyemprotan disinfektan," tutur dia.

Hal senada disampaikan Harno, meski masih terbilang lebih beruntung daripada Kholdi. Penurunan penjualan di tempat usahanya sekitar 50 %. Rata-rata para pembelinya dari calon penumpang yang datang langsung ke terminal.

"Akibat ada virus corona penjualan tiket menurun, tidak seperti biasanya, hampir 50 persen turunnya," kata dia.

Dalam kondisi normal, Harno mampu menjual sekitar 20 tiket lebih per hari. Semenjak corona menyasar sejumlah wilayah di Tanah Air, rata-rata hanya 10 tiket yang terjual tiap harinya. "Kebanyakan tiket jurusan Jakarta dan daerah Jawa Barat, kalau yang ke Bali jarang," ujarnya. []

Baca juga: 

Berita terkait
Seorang PDP Covid-19 di Rembang Turun Kasta
Satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Rembang, Jawa Tengah, dikabarkan turun kasta menjadi orang dalam pengawasan (ODP)
Biaya Pasien Rembang Positif Corona Ditanggung Pusat
Pemerintah Rembang hanya menanggung biaya mereka yang berstatus ODP corona. Untuk PDP, suspect hingga positif corona ditanggung pemerintah pusat.
Pandemi Corona, Sekolah di Rembang Libur 2 Minggu
Keputusan Pemkab Rembang meliburkan proses belajar mengajar di sekolah sebagai langkah antisipasi pandemi corona.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.