Oleh: Syaiful W. Harahap*
Pandemi atau wabah virus corona baru (Covid-19) di dunia terus bergejolak. Episentrum global menyeberang dari China ke Eropa, selanjutnya menyeberang pula ke Amerika Serikat (AS) melampaui jumlah kasus kumulatif positif Covid-19 di China.
Di Eropa kasus terbanyak di Spanyol yang disusul Italia, Prancis, Jerman, Inggris dan Turki. Tapi, kasus terbanyak di dunia ada di AS, per 21 April 2020, dengan angka 792.958. Sedangkan kasus global mencapai 2.503.472.
Di Asia sendiri kasus terbanyak dilaporkan Iran yaitu sebanyak 84.802 di atas China yang melaporkan 82.758 kasus.
Jumlah kasus Covid-19 di beberapa negara Asia. (Foto: Tagar/Syaiful W. Harahap)
Berbagai upaya yang dijalankan banyak negara dalam membendung penyebaran Covid-19 seakan tidak membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Namun, langkah yang diterapkan Korea Selatan ternyata membuahkan hasil karena negara yang berbatasan dengan China itu tidak jadi episentrum Covid-19.
Padahal, ketika Covid-19 berkecamuk di China banyak kalangan yang menduga Korea Selatan akan jadi episentrum baru Covid-19. Sampai 21 April 2020 kasus konfirmasi positif Covid-19 di Korea Selatan dilaporkan 10.683.
Warga Arab Saudi memakai masker melindungi diri dari Covid-19. (Foto: gulfbusiness.com).
Laporan situs independen worldometers tanggal 21 April 2020 pukul 14.00 GMT atau 21.00 WIB kasus Covid-19 di Jepang dan Arab Saudi melampaui jumlah kasus di Korea Selatan. Jepang yang semula disebut-sebut berhasil menangani Covid-19 ternyata melaporkan 11.135 sedangkan Arab Saudi melaporkan 11.631. Angka di Jepang dan Arab Saudi ini di atas jumlah kasus di Korea Selatan yang dilaporkan sebanyak 10.683.
Dengan demikian kasus Covid-19 di Asia dipuncaki oleh China yang disusulTurki, Iran, India, Arab Saudi, Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan Indonesia ada di belakang Singapura dengan jumlah kasus 7.136. []
* Syaiful W. Harahap, Redaktur di Tagar.id