Jakarta - Penelitian dipimpin ilmuwan Weiguo Zhao MD dari Departemen Kedokteran Pernapasan, Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat China. Zhao mengungkapkan faktu baru bahwa Covid-19 bisa menular lewat hubungan seks. Dalam studi ini ditemukan Covid-19 dalam air mani atau semen pria yang teinfeksi parah.
Zhao menyampaikan hal tersebut dalam jurnal dipublikasikan di JAMA Network Open, Sabtu, 9 Mei 2020. Studi telah meneliti pasien pria Covid-19 berusia 15 tahun dan yang lebih tua pada 26 Januari hingga 16 Februari 2020 di Rumah Sakit Kota Shangqiu, satu-satunya rumah sakit yang ditunjuk untuk perawatan Covid-19 di Shangqiu, di sebelah timur Provinsi Henan.
Di antara 50 pasien yang diidentifikasi, 12 pasien tidak dapat memberikan spesimen semen karena disfungsi ereksi, dalam keadaan koma, atau meninggal sebelum diambil sampel. Sementara 38 pasien terdaftar untuk pengujian air mani. Dari 38 peserta yang menyediakan spesimen air mani, 23 peserta atau 60,5 % telah mencapai pemulihan klinis dan 15 peserta atau 39,5 % berada pada tahap infeksi akut.
Hasil pengujian spesimen air mani menunjukkan 6 pasien atau 15,8 % air maninya positif SARS-CoV-2, termasuk 4 dari 15 pasien atau 26,7 % yang berada pada tahap infeksi akut, dan 2 dari 23 pasien atau 8,7 % yang telah pulih.
"Dalam studi kohort ini, kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 dapat hadir dalam air mani pasien dengan Covid-19, dan SARS-CoV-2 masih dapat terdeteksi dalam semen pasien yang pulih," ujar Zhao.
Karena hambatan testis atau deferens atau epididimis darah yang tidak sempurna, SARS-CoV-2 diduga masuk ke saluran reproduksi pria, terutama faktor peradangan lokal sistemik. Sekalipun virus tidak dapat mereplikasi dalam sistem reproduksi pria, virus itu bisa jadi bertahan, kemungkinan disebabkan kekebalan testis yang istimewa.
Ilustrasi - Seorang pria berlindung di dalam rumah agar tidak tertular virus corona Covid-19 yang sedang mewabah. (Foto: Pixabay/geralt)
Sejauh ini para peneliti telah menemukan 27 virus terkait viremia dalam air mani manusia. Tetapi, keberadaan virus dalam semen mungkin lebih umum daripada yang dipahami saat ini, dan virus tradisional yang tidak menular melalui seks tidak boleh diasumsikan sama sekali tidak ada dalam sekresi genital.
Dalam studi kohort ini, kami menemukan bahwa SARS-CoV-2 dapat hadir dalam air mani pasien dengan Covid-19, dan SARS-CoV-2 masih dapat terdeteksi dalam semen pasien yang pulih.
Studi tentang deteksi virus dan persistensi semen bermanfaat untuk praktik klinis dan kesehatan masyarakat, terutama menyangkut virus yang dapat menyebabkan angka kematian atau morbiditas yang tinggi, seperti SARS-CoV-2.
Penelitian ini dibatasi ukuran sampel yang kecil dan tindak lanjut singkat berikutnya. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan sehubungan dengan informasi terperinci tentang pelepasan virus, waktu bertahan hidup, dan konsentrasi dalam air mani.
Jika dapat dibuktikan SARS-CoV-2 dapat ditularkan secara seksual dalam penelitian di masa depan, penularan seksual mungkin menjadi bagian penting dari pencegahan penularan, terutama mengingat fakta bahwa SARS-CoV-2 terdeteksi dalam semen pasien yang sembuh.
Penggunaan kondom dapat dianggap sebagai sarana pencegahan untuk pasien ini. Selain itu, perlu dicatat bahwa ada kebutuhan untuk penelitian yang memantau perkembangan janin. Oleh karena itu, untuk menghindari kontak dengan air liur pasien dan darah mungkin tidak cukup, karena kelangsungan hidup SARS-CoV-2 dalam semen pasien yang pulih masih mungkin untuk menginfeksi orang lain.
"Studi kami mungkin berkontribusi dengan memberikan informasi baru ke wacana saat ini mengenai pencegahan dan kontrol Covid-19," tutur Zhao.
ODP dan PDP Jangan Seks
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Tagar, Sekretaris Jenderal Ilmuwan Muda Berry Juliandi mengatakan hubungan seksual antara seseorang yang sudah masuk kategori orang dalam pemantauan (ODP) maupun suspect virus corona atau Covid-19, akan meningkatkan risiko penularan kepada pasangan.
"Pada prinsipnya semua kegiatan seks akan mengakibatkan pertukaran cairan tubuh. Jadi kalau pasangan sakit, akan menularkan ke pasangannya," kata Berry kepada Tagar, Rabu, 25 Maret 2020.
Namun, kata Berry, hal tersebut aman dilakuka pasangan yang sama-sama sehat, justru dapat meningkatkan imunitas tubuh masing-masing. "Kegiatan seks dapat meningkatkan imunitas tubuh karena berbagai faktor, seperti meningkatkan aliran darah, meningkatkan hormon endorfin."
Berry berpesan sebaiknya aktivitas seks ditunda sementara waktu hingga pandemi berlalu. Karena banyak pasien meski telah dinyatakan positif Covid-19, namun tidak menunjukan gejala apa pun atau asymptomatic, sehingga sulit dideteksi sudah terinfeksi corona atau belum. "Harus berhati-hati. Kalau ragu, hindari dulu."
Ketua Purna Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Ilham Oetama Marsis juga menganjurkan untuk menunda aktivitas seks sementara waktu, khususnya bagi mereka yang termasuk kategori orang dalam pemantauan atau ODP. Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan atau PDP sebaiknya menghindari hubungan seksual.
Situasi Covid-19 di Indonesia
Situasi kasus Covid-19 di Indonesia hingga Jumat, 8 Mei 2020, pukul 12.00 WIB, terkonfirmasi positif sebanyak 13.112 dengan perincian 9.675 dalam perawatan, 2.494 sembuh, 943 meninggal. Sementara itu orang dalam pemantauan atau ODP berjumlah 244.480, dan pasien dalam pengawasan atau PDP berjumlah 29.087. Data ini diambil dari 34 provinsi dan 356 kabupaten/kota di Tanah Air, seperti diumumkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. []
Baca juga: