Tarutung - Dalam rentang tiga minggu terakhir, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, dilanda cuara buruk.
Hujan deras menyelimuti daerah itu hingga mengganggu capaian progres kerja pembangunan infrastruktur jalan dan irigasi.
"Akibat guyuran hujan ini, terpaksa pekerja kita rumahkan sementara. Padahal kita sudah mendekati penyelesaian tanggal kontrak," kata Lalik, pelaksana proyek pembangunan irigasi dari Dinas Sumber Daya Air Provinsi Sumatera Utara di Sipoholon, Selasa 3 Desember 2019.
Akibatnya, dia mengaku sudah merugi dari hitung-hitungan biaya hari kerja dan biaya makan anggotanya yang didatangkan dari Medan.
Ir Anggiat Rajagukguk selaku Kepala Dinas PUPR Tapanuli Utara, mengatakan, akibat cuaca buruk sangat mengganggu progres kemajuan pekerjaan oleh penyedia jasa dari anggaran APBD Tapanuli Utara.
"Cuaca sekarang mengurangi aktivitas pekerja di lapangan," kata Anggiat.
Petani di daerah itu juga terganggu akibat intensitas hujan. Diperkirakan berpotensi mengganggu musim tanam padi yang lazimnya sudah selesai di akhir bulan Desember.

Ini harus jadi prioritas pemerintah mencari solusi bagaimana mengatasi banjir ini setiap tahun
"Proses pembajakan terganggu akibat luapan air hujan berlebih, apalagi seperti lahan kami tanpa irigasi teknis," kata Humot Simanungkalit, warga tani di Desa Simanungkalit, Sipoholon.
Jalan banjir
Sementara sejumlah jalan utama di Tarutung, ibu kota Kabupaten Tapanuli Utara dalam beberapa hari terakhir rutin diguyur hujan. Akibatnya, di beberapa titik terpantau digenangi air setinggi 30 sentimeter.
Jalan DI Panjaitan dan Jalan Tarutung-Balige Desa Siraja Oloan, Tarutung terpantau menjadi langganan banjir setiap musim penghujan.
"Sepatutnya ini harus jadi prioritas pemerintah mencari solusi bagaimana mengatasi banjir ini setiap tahun," kata kata warga Jalan DI Panjaitan, Carli Hutabarat, 40 tahun, kepada Tagar.
Sementara pantauan arus permukaan Sungai Sigeaoan yang membelah Kota Tarutung terlihat makin meninggi dengan warna keruh kekuning-kuningan. []