Lhokseumawe – Selama dua pekan terakhir, cuaca di Provinsi Aceh terasa begitu panas dan menyengat, akibat sudah mulai memasuki musim kemarau, serta suhu udara yang mengalami peningkatan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda Zakaria, mengatakan suhu udara saat ini telah mencapai 33 derajat celsius.
Suhu udara mencapai 33 derajat celsius, maka harus lebih banyak mengkonsumsi air putih.
“Saat ini suhu udara maksimum mencapai 33 derajat celsius dan itu merupakan sudah masuk dalam kategori menengah dan memang terasa cukup panas, bahkan menyengat. Maka harus lebih banyak mengkonsumsi air putih,” ujar Zakaria, Minggu, 9 Februari 2020.
Zakaria menambahkan, berdasarkan hasil analisis cuaca, maka musim kemarau di Aceh diperkirakan berakhir pada awal bulan September dan puncak musim kemarau berada di bulan Agustus.
Pada saat memasuki puncak musim kemarau maka suhu udara meningkat bisa mencapai 36, 8 derajat celsius dan sudah termasuk kategori tinggi, namun belum tergolong sebagai cuaca ekstrem.
“Apabila sudah dikatakan sebagai cuaca ekstrem, maka telah melebihi tiga derajat seperti biasanya, sebelumnya saat puncak musim kemarau memang suhunya 36,8 derajat celsisus,” tutur Zakaria.
Tambahnya, meskipun demikian bukan berarti tidak terjadinya hujan di wilayah Provinsi Aceh, hanya saja terjadi hujan dalam intensitas ringan hingga sedang saja, karena tidak ada pembentukan awan-awan konvektif.
“Jadi meskipun sudah memasuki musim kemarayu bukan berarti tidak terjadinya hujan, hanya saja intensitasnya ringan hingga sedang,” kata Zakaria. []
Baca juga:
- Stok Minim, Harga Bawang Putih di Abdya Melonjak
- Anak Kecil Main Korek Api, 11 Rumah di Aceh Terbakar
- Remaja Aceh Pindah Agama Karena Persoalan Ekonomi