Jakarta - Pemilihan Umum (Pemilu) memasuki masa tenang. Artinya, pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak diperkenankan lagi berkampanye atau melakukan orasi politik.
Masa tenang mungkin masa-masa 'diam' untuk kedua belah pihak yang bertarung. Tapi tidak dengan sejumlah politisi yang memang hobinya cuap-cuap di media sosial.
Misalnya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mengomentari Jokowi yang tengah menjalankan umrah di Tanah Suci.
"Perginya petahana akan membersamai tahun-tahun gelap negara dan bangsa kita tanpa pemikiran dan nalar. Kemenangan penantang akan menjadi musim semi argumen dan munculnya akal sehat. Bangsa akan penuh wacana dan keagungan ide-ide dan pemikiran. Khazanah timur dan barat. #ArahBaru," tulisnya dalam akun Twitter @Fahrihamzah pada 15 April 2019.
Sebelumnya, Fahri Hamzah pun sempat melemparkan cuitan versi media asing, menurutnya presiden petahana kini sudah gagal menjadi pemimpin.
"Media asing telah secara tajam menilai bahwa presiden petahana telah gagal menjadi pemimpin. Kita sudah ingatkan jauh-jauh hari tapi semua ABS asal bapak senang. #ApaKataKu," pada 14 April 2019.
Jika Fahri, yang pernah duduk menjadi Sekjen PKS mengomentari kinerja dan kegiatan calon presiden nomor urut satu (01) Joko Widodo, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid hanya mengomentari pelaksaan pemilihan di luar negeri.
Ia meminta pengusutan tuntas, disertai sangsi tegas soal adanya laporan pelaksaanaan pemilu yang tak beres di sejumlah negera seperti Sydney, Australia, Malaysia, dan negara lainnya.
"Selamat untuk penyelenggaraan Pemilu di Singapura, yang berjalan luber jurdil, seperti di Saudi Arabia juga. Tapi banyak laporan soal tak beresnya pelaksanaan pemilu di Sydney, Malaysia, Hongkong, Belanda dan lain-lain. Demi legitimasi Pemilu dan hasilnya, masalah-masalah itu harus diusut tuntas, dengan sangsi yang tegas," tulis dia dalam akun Twitter @hnurwahid pada 15 Apr 2019.
Cuitan HNW
Sementara itu, Politikus Partai Demokrat Andi Arief menulis cuitan terkait pakaian yang digunakan para pemilih saat di Singapura. Baik dirinya, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyonno, istrinya Ani Yudhoyono maupun Warga Negara Indonesia (WNI) tidak memakai pakaian putih, seperti ajakan yang sempat diutarakan Jokowi ketika kampanye.
"Saat memilih di Singapura, SBY dan Ibu Ani menggunakan baju biru. Mayoritas pemilih di Singapura dan tampaknya juga di semua pemilih luar negeri datang ke TPS tidak menggunakan baju berwarna putih. Memilih menjadi Indonesia," cuitnya pada akun Twitter @AndiArief__ pada 15 April 2019.
Andi Arief pun sempat melontarkan cuitan terkait naiknya partisipasi pemilih yang berada di luar negeri.
"Naiknya partisipasi pemilih di luar negeri yang drastis, sepertinya juga akan terjadi di dalam negeri. Biasanya kenaikan partisipasi ini yang paling berkepentingan adalah yang menghendaki perubahan. Menurut saya 02 akan menang," tukasnya pada 14 April 2019.
Baca juga: