Dampak Corona, Bank Apresiasi Pelonggaran Kebijakan

Pelaku industri perbankan merespon positif pelonggaran kebijakan pada sektor finansial pasca merebaknya virus corona jenis COVID-19.
Ilustrasi pasien virus corona (Foto: pixabay)

Jakarta - Pelaku jasa industri keuangan, khususnya sektor perbankan, merespon positif kebijakan pemerintah yang memberikan sejumlah pelonggaran pada sektor finansial pasca merebaknya virus corona jenis COVID-19 di Tanah Air. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. (Persero), Royke Tumilaar mengatakan ekses negatif COVID-19 memang berpotensi mengganggu kesehatan kinerja perusahaan. Ia mendasarkan asumsi tersebut  pada proyeksi kredit macet maupun pengetatan likuiditas di pasaran.

"Tapi sudah dijawab duluan oleh Bank Indonesia (melalui pemangkasan suku bunga), likuiditas dilonggarin. Selain itu OJK juga membuat kebijakan satu pilar," ujar Rokye usai menggelar rapat gabungan dengan Kementerian Keuangan, OJK, dan Bank Indonesia di Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020.

Menurut Royke, perseron kini telah menjalankan langkah antisipasi dengan melakukan penundaan pembayaran kewajiban bagi debitur sektor usaha yang terdampak langsung oleh virus corona. Upaya ini dinilai penting guna menekan angka kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang bisa saja melonjak sewaktu-waktu.

"Jangan keburu usahanya tutup baru dibantu. Sebelum tutup, kami akan bantu dengan kebijakan penundaan angsuran, tunggu sampai pulih. Yang penting mereka bisa hidup dan beroperasi, kalau sampai tutup makin repot nanti," tutur Rokye.

Senada, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Persero) Sunarso mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam menyelaraskan kebijakan ekonomi guna menjaga pertumbuhan. "Hari ini kami mendapatkan kepastian kebijakan fiskal yang sangat mendukung. Lalu, bank sentral juga melakukan pendekatan untuk melonggarkan likuiditas melalui GWM (giro wajib minimum)," katanya.

Bank IndonesiaBank Indonesia. (Fot: indonesia.go.id)

Hal terpenting bagi pelaku usaha perbankan menurut Sunarso adalah kemampuan perusahaan untuk menjaga kualitas kredit dengan perimbangan besaran bunga. Untuk itu, kolaborasi lintas sektoral seperti ini diperlukan agar transmisi pada sektor keuangan lebih efektif.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk. (Persero) Tigor M. Siahaan mengungkapkan bahwa tantangan perekonomian saat ini tidak hanya datang dari area domestik, tetapi juga dalam skala global. "Efek virus corona ini telah mendunia, dan kami lihat pemerintah cukup tanggap untuk mencegah (dampak buruk bagi ekonomi). Solusi fiskal yang diberikan sangat bagus untuk menjaga kualitas kesehatan perbankan," ucap dia.

Tigor menambahkan, perseroan akan terus memantau kondisi terkini di Tanah Air sekaligus menyiapkan langkah antisipasi yang diperlukan agar bisnis perusahaan dapat berjalan lancar. "Kami memberikan pelonggaran kepada nasabah. Seperti pengalaman sebelumnya, ini shock tapi jalan untuk pemulihan selalu ada dan akan terus kami coba," sebutnya.

Sebagai informasi, pemerintah telah melakukan beberapa langkah strategis guna menangkal dampak COVID-19 pada sektor ekonomi. Sejak awal tahun, negara sudah memberikan sejumlah insentif pada berbagai sektor usaha dengan perkiraan nilai mencapai Rp 10,3 triliun. Beberapa lini bisnis yang diguyur stimulus tersebut antara lain, perumahan (Rp 1,5 triliun), penihilan pajak hotel dan restoran (Rp 3,3 triliun), insentif pariwisata (Rp 298 miliar), dan penerbangan (Rp 265 miliar).

Kamudian dari sisi moneter, Bank Indonesia juga tidak ketinggalan untuk membuat kebijakan yang menopang kegiatan usaha. Tercatat pada 20 Februari 2020 lalu, bank sentral secara resmi memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,75 persen.

Hal ini kemudian juga diikuti oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan kebijakan baru pasca serangan virus corona. Kemarin, lembaga pimpinan Wimboh Santoso itu baru saja merilis penyesuaian perhitungan acuan kolektabilitas perbankan dari sebelumnya tiga pilar menjadi hanya satu pilar.

"Sekarang acuannya hanya ketepatan membayar, dua pilar lain kita abaikan. Ini merupakan bentuk pelonggaran kami untuk memberikan ruang kepada sektor rill agar tetap dapat menjalankan usaha," kata Wimboh.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Pemerintah Bangun RS Khusus Pemulihan Virus Corona
Pemerintah membangun Rumah Sakit khusus penanganan Corona di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau.
Dua Skenario Hadapi Krisis Corona Berdampak Ekonomi
Wabah virus corona membuat Indonesia menghadapi tekanan ekonomi karena ekspor dan impor terutama tujuan Tiongkok menurun.
Pemerintah Gagap Tangkal Corona pada Sektor Ekonomi
Pemerintah dinilai gagap menghadapi dampak negatif virus corona atau COVID-19 terhadap sektor ekonomi yang menyerang Indonesia secara resmi.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.