Medan - Dampak gas beracun pembangkit listrik tenaga panas bumi milik PT Sorik Marapi Geothermal Power di Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), sebagian warga di wilayah lingkar tambang perusahaan memilih mengungsi, Senin, 25 Januari 2021 malam.
Warga yang mengungsi berasal dari Desa Purba Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Madina, Sumut.
Mereka mengungsi ke Masjid Nur Ala Nur di Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Madina.
Menurut informasi, ada sekitar 143 orang yang mengungsi di masjid ini. Sebagian lainnya mengungsi ke rumah saudara atau kerabat.
Muhammad Amin, salah satu warga yang mengungsi di masjid mengaku khawatir atas gas beracun yang telah merenggut korban nyawa.
Sebagai langkah antisipasi agar tidak menghirup udara bercampur gas beracun, katanya, maka warga pun memilih mengungsi.
"Kami sepakat meninggalkan kampung untuk sementara waktu sampai pemerintah menyatakan situasi sudah aman," katanya.
Untuk korban meninggal dunia sudah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan autopsi
Sampai saat ini, sebanyak lima orang warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, meninggal akibat menghirup gas beracun dari PT SMGP pada Senin, 25 Januari 2021. Sedangkan puluhan lainnya di rawat intensif di rumah sakit.

Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, keracunan yang menyebabkan lima warga meninggal di Kabupaten Madina, berawal PT SMGP sedang membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi.
Baca juga:
- Korban Meninggal karena Keracunan Gas di Madina Jadi 5 Orang
- Pipa Gas Perusahaan Panas Bumi Bocor, 4 Warga Madina Meninggal
"Pengerjaan pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi sudah berjalan 80 persen. Lalu, pekerja PT SMGP bernama Deden Dermawan membuka kran master palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa sbend dan membuka kran isolasi palep panas bumi atau fluida mengalir ke silencer," kata Nainggolan.
Saat pipa kran isolasi panas bumi itu dibuka, sambung Nainggolan, justru mengeluarkan gas beracun.
Kemudian warga yang mengetahui itu mendatangi pekerja memberitahukan agar menutup kran isolasi karena telah mengeluarkan gas beracun dari sumur T02 milik PT SMGP.
"Akibat gas beracun tersebut menyebabkan 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas itu pingsan," katanya.
Untuk sementara, tambahnya, lokasi pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi PT SMGP telah ditutup oleh Polres Madina.
"Kami sudah melakukan pengecekan dan olah TKP dan memasang garis polisi. Untuk korban meninggal dunia sudah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan autopsi," tuturnya. []