Daya Saing RI Lampaui Malaysia Hingga Jepang, Sultan: Kami Apresiasi dan Siap Berkolaborasi

Sultan mengapresiasi pendekatan kebijakan ekonomi dan politik Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam menjaga daya tahan mata uang.
Daya Saing RI Lampaui Malaysia Hingga Jepang. (Foto: Tagar/Dok DPD RI)

TAGAR.id, Jakarta - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mengapresiasi pendekatan kebijakan ekonomi dan politik Pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam menjaga daya tahan mata uang rupiah dan stabilitas politik nasional.

Hal ini disampaikan mantan ketua HIPMI Bengkulu itu saat mengetahui peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia dari sebelumnya 34, berdasarkan riset IMD World Competitiveness Ranking (WCR) 2024. Penilaian tersebut diukur melalui variabel pelemahan mata uang dan ketidakstabilan politik, serta kebijakan pemerintah.

"Kita patut bersyukur pergerakan rupiah sejauh ini masih cukup stabil pada level terjaga, apabila dibandingkan dengan mata uang negara lain. Hal ini tentu berkat pendekatan kebijakan ekonomi Pemerintah dan kerjasama semua elemen bangsa dalam menjaga stabilitas politik pasca pemilu," ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Rabu, 19 Juni 2024.

Sultan mengatakan ke depan pihaknya akan selalu mendukung dan siap bekerjasama dengan pemerintah dalam proses legislasi maupun anggaran pemerintah, sejauh untuk kepentingan masyarakat dan bangsa, yang paling penting dalam masa transisi kepemimpinan nasional saat ini, semua elemen bangsa dapat menjaga kondusifitas politik.

"Legacy peningkatan daya saing yang diwariskan oleh presiden Jokowi ini patut kita pertahankan atau bahkan ditingkatkan oleh pemerintah selanjutnya. Bagaimanapun capaian positif ini sangat mempengaruhi keputusan pelaku pasar modal untuk berinvestasi di Indonesia," ungkap senator yang diketahui sedang mencalonkan diri sebagai ketua DPD RI itu.

Lebih lanjut, mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu berharap pemerintahan presiden terpilih Prabowo ekspansi belanja infrastruktur di bidang pendidikan dan kesehatan hingga lingkungan. 

Termasuk yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatkan daya saing Indonesia di bidang inovasi sains dan teknologi.

"Harapan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari pemerintahan baru nanti membutuhkan dukungan politik yang seimbang dari semua pihak terkait. Kami tentu bersedia untuk berkolaborasi dengan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memastikan legacy atau capaian positif presiden Jokowi dapat dilanjutkan," tutupnya.

Dari hasil riset IMD World Competitiveness Center (WCC) Indonesia dan Malaysia bertukar posisi. Malaysia jatuh dari posisi 27 ke 34. Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura dan Thailand.

Secara keseluruhan, peringkat Indonesia bersinggungan dengan Inggris (28) dan melampaui daya saing Jepang (38) dan India (39). Daya saing Inggris anjlok setelah Brexit dan baru membaik tahun ini.

Peringkat daya saing Indonesia didongkrak oleh tinggi pada efisiensi bisnis (14), efisiensi pemerintah (23) dan performa ekonomi (24). []

Berita terkait
Majukan Potensi Wisata Daerah, BULD DPD RI Bahas Regulasi Kebijakan Pariwisata
Peduli terhadap kemajuan pariwisata daerah, Badan Usaha Legislasi Daerah (BULD) DPD RI menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU).
Rencana Kenaikan Cukai Rokok, Ketua DPD RI Beri Solusi Agar IHT Tidak Terimbas
LaNyalla meminta kenaikan CHT tidak menimbulkan dampak negatif bagi IHT yang selama ini memberi kontribusi besar terhadap aspek sosial.
Serikat Tani Soroti Penetapan Harga Gabah, Ketua DPD RI Minta Bapanas Libatkan Stakeholder
Senator asal Jawa Timur itu meminta Bapanas dalam membuat kebijakan penetapan harga harus melibatkan semua stakeholder.