Debat Biden vs Trump Sedot Lebih dari 51 Juta Pemirsa TV

Jumlah itu mencatat penurunan sekitar 30 persen dari 73 juta penonton yang menyaksikan debat mereka pada Pilpes 2020
Seorang pengunjung menyaksikan debat antara Presiden Joe Biden dan kandidat presiden dari Partai Republik, mantan Presiden Donald Trump, pada Kamis, 27/6/2024, di Scottsdale, Arizona, AS. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id – Nielsen, lembaga riset, pada Jumat (28/6/2024) waktu setempat melaporkan bahwa lebih dari 51 juta penonton TV menyaksikan debat pertama antara calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan lawan politiknya dari Partai Republik, Donald Trump.

Jumlah itu mencatat penurunan sekitar 30 persen dari 73 juta penonton yang menyaksikan debat mereka pada Pilpes 2020. Debat presiden AS semalam juga merupakan salah satu dari tiga debat pertama dalam sejarah yang memiliki rating terendah sejak 1976.

Angka yang lebih rendah ini dapat menunjukkan kurangnya antusiasme pemilih terhadap kedua kandidat, dibandingkan dengan debat-debat sebelumnya dalam pemilu baru-baru ini. Namun, Nielsen mengatakan laporan tersebut tidak memperhitungan penonton online, yang popularitasnya terus meningkat seiring penurunan jumlah penonton TV tradisional.

Para ahli media ingin melihat bagaimana format baru yang diperkenalkan oleh pembawa acara CNN akan berdampak, dan apakah format tersebut akan menjadi standar untuk debat-debat di masa depan. Pembatasan-pembatasan dalam format ini, seperti kemampuan CNN untuk mematikan mikrofon para kandidat, dianggap sebagai sanksi terhadap para kandidat dan mungkin akan menjadi contoh yang diikuti oleh jaringan-jaringan lain, menurut tiga ahli media.

debat biden vs trump di atalantaPresiden AS Joe Biden (kiri) dan mantan Presiden AS Donald Trump tampil dalam sesi debat capres yang digelar oleh CNN di Atlanta, Georgia, AS, 27/6/2024. (Foto: voaindonesia.com/AFP/Andrew Caballero Reynolds)

CNN, yang memiliki hak eksklusif untuk menyiarkan debat, memberikan kandidat waktu dua menit untuk setiap jawaban dan satu menit untuk sanggahan, sambil mematikan mikrofon mereka jika melebihi batas waktu tersebut. Debat ini diadakan tanpa penonton di studio, dan moderator Dana Bash serta Jake Tapper tidak melakukan pengecekan fakta secara langsung terhadap para kandidat.

CNN menanggapi kritik dari beberapa komentator media dengan menyatakan bahwa keputusan untuk tidak melakukan pemeriksaan fakta secara langsung memungkinkan kedua kandidat untuk mengemukakan klaim tanpa intervensi langsung.

"Peran moderator adalah untuk menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang dianggap penting bagi pemilih Amerika dan memfasilitasi perdebatan, sehingga para kandidat dapat menyampaikan pandangan mereka dan menantang lawan mereka," ujar juru bicara CNN dalam pernyataannya.

Dalam debat semalam, Biden tampak terlihat ragu-ragu dan terbata-bata, sementara Trump membuat sejumlah klaim berlebihan atau palsu yang sebagian besar tidak direspons oleh Biden.

“Tanpa penonton, Anda bisa mengetahui siapa orang-orang ini dan siapa mereka,” kata Frank Sesno, profesor di School of Media and Public Affairs di George Washington University dan mantan jurnalis CNN.

Sesno menyatakan, "Anda melihat Trump sebagai figur yang agresif dan Biden sebagai seseorang yang kurang peduli terhadap kebijakan dan sebagai sosok yang ragu-ragu yang berdiri di belakang mikrofon."

Juru bicara kampanye Trump dan Biden tidak menanggapi permintaan komentar mengenai format CNN dan kinerja pembawa acara.

Trump terlihat menahan diri dari mengomentari Biden secara langsung selama debat, berbeda dengan gaya yang ditunjukkannya pada debat capres 2020.

David Greenberg, seorang profesor di Universitas Rutgers yang mengkaji sejarah, jurnalisme, dan studi media, berpendapat bahwa format debat ini mungkin telah membantu "mengurangi dampak negatif Trump dari beberapa kejadian terburuknya.” Dan, bahkan debat itu juga bisa membantu kandidat Partai Republik tersebut menarik pemilih yang sebelumnya tidak puas dengan gaya interupsi Trump dalam debat-debat sebelumnya.

Jon Klein, pendiri Hang Media dan mantan presiden CNN AS, mengatakan, "Produser debat sering lupa bahwa yang paling penting bagi pemirsa dalam debat adalah mendengarkan apa yang diucapkan para kandidat. Mereka tidak menginginkan pertarungan atau pertunjukan. Tombol mute menjadi sangat bermanfaat."

Para ahli setuju dengan keputusan CNN untuk tidak meminta moderator memeriksa fakta para kandidat selama debat, melainkan menyediakan pemeriksaan fakta di situs webnya dan setelah debat.

"Ada banyak ketidakakuratan yang tidak diperiksa, namun akan menjadi sangat berantakan jika kita memeriksa fakta perdebatan secara langsung,” ujar Sesno.

Debat Biden-Trump berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 10 September, dipandu oleh ABC News. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Dari Inflasi Hingga Aborsi Ini Beberapa Poin Penting dari Debat Biden vs Trump
Kedua capres tampak berselisih dalam isu ekonomi, hak reproduksi, kebijakan luar negeri, dan ancaman terhadap demokrasi