Jakarta, (Tagar 18/4/2018) - Tahun 80-90an di desa-desa, tak semua rumah ada teve, banyak anak nonton teve di rumah tetangga, demi 'bertemu' Bayu dan ayahnya (Deddy Sutomo) di serial drama keluarga Rumah Masa Depan.
Anak-anak 'zaman old' tahun 80-90an tentu akrab dengan sosok Pak Sukri (Deddy Sutomo) dalam serial drama keluarga Rumah Masa Depan yang tayang di TVRI tiap Minggu siang sekitar pukul 12.30 Wib.
Pak Sukri mempunyai istri yang disebut Ibu Sukri (Aminah Cendrakasih), memiliki dua anak yaitu Bayu (Septian Dwicahyo) dan Gerhana (Andi Ansi). Dalam keluara mereka juga masih ada generasi pertama, yaitu si Kakek (Hamid Arief), dan juga si Nenek (Mak Wok atau Wolly Sutinah). Mereka tinggal di rumah sederhana di pelosok yang damai nan asri, Desa Cibeureum, Cianjur. Juga ada tokoh kepala desa yang menduda sejak lama dan selalu menjadi santapan gosip Bu Suwito (Mieke Wijaya), seorang warga desa yang kaya dan sombong.
Juga ada tokoh bernama Sangaji, seorang anak yatim yang bekerja sebagai penjual buku di pasar, kutu buku, pintar, luas pengetahuannya. Ia memiliki watak ramah dan suka menolong, berkaca mata minus tebal, sangat disenangi teman-teman karena kepintarannya. Dalam sebuah episode berjudul 'Anak Ajaib', sosok Sangaji muncul sebagai anak desa yang tidak bersekolah tapi bisa mengalahkan anak-anak kota dalam sebuah kejuaraan cerdas-cermat.
Selain pemeran keluarga Pak Sukri, banyak bintang tamu menyemarakkan serial ini, di antaranya Sukarno M Noor, Tino Karno, dan Mila Karmila. Sang sutradara Ali Shahab bahkan ikut bermain dalam beberapa episode.
Serial Rumah Masa Depan terinspirasi film serial Little House on the Prairie yang juga diputar TVRI pada tahun 80-an, sarat pesan moral, syarat utama yang diajukan TVRI kepada pihak pelaksana produksi, dan disepakati serial Rumah Masa Depan harus memperlihatkan sisi kerukunan antarwarga dari satu masyarakat di sebuah pedesaan. Seperti halnya serial A Little House on the Prairie yang berpusat pada Keluarga Michael Landon, demikian juga pada serial Rumah Masa Depan, tokoh sentral dalam serial ini adalah Keluarga Pak Sukri, dengan segala suka dan duka dalam kehidupan keluarganya.
Kalaupun di suatu saat ada keributan di dalam serial ini, pastilah biang keroknya selalu orang kota, atau orang yang baru saja pulang dari kota. Adalah Bu Suwito, tokoh antagonis yang dalam beberapa episode digambarkan sebagai tukang bikin masalah dan penyebar gosip yang berujung pada sebuah percekcokan. Dia adalah sosok yang merasa dirinya sok modern, angkuh, mau menang sendiri, dan selalu merasa dirinya yang paling hebat, dengan sikap selalu menjengkali hak-hak orang lain. Tapi pada suatu titik akhir cerita, biasanya Bu Suwito selalu menyesali perbuatannya dan meminta maaf kepada orang-orang yang telah dizaliminya.
Selain kehidupan dalam keluarga, alur besar film ini juga bercerita tentang kehidupan Bayu dan Gerhana di sekolah mereka masing-masing. Bayu yang saat itu bersekolah di SMP dan Gerhana yang menginjak usia SD, adalah dua siswa yang kecerdasannya diatas rata-rata. Mereka selalu menjadi pionir bagi kawan-kawannya di kelas. Di sekolah keduanya dipertemukan dengan Sangaji, si anak jenius dari keluarga tidak mampu.
Episode pertama dari serial ini adalah 'Nenekku Manis Jangan Menangis', bercerita tentang Mak Wok yang kesepian tinggal di kota Metropolitan. Saat jatuh sakit, Mak Wok lantas kembali ke desa dan hidup bersama anak cucunya.
Setelah Mak Wok pindah ke desa, alur cerita tentang kehidupan desa yang lebih baik dan tenang daripada di Jakarta pun mengalir deras. Kisah ini diyakini sebagai upaya pemerintah Orde Baru agar masyarakat lebih membangun desanya daripada harus berurbanisasi ke kota-kota.
Episode lain yang cukup berkesan adalah 'Yang Lepra Yang Terhina' bercerita tentang Pak Kosin yang menderita penyakit lepra dan dikucilkan oleh sebagian warga. Berkat bantuan keluarga Bayu, Pak Kosin yang merupakan pengrajin tanah liat (gerabah) ini kemudian mendapat perlakuan yang baik dari warga. Keluarga Pak Sukri adalah perekat kebersamaan dan persatuan warga Cibeureum.
Deddy Sutomo telah tiada, perannya sebagai Pak Sukri dalam Rumah Masa Depan akan menjadi legenda. (af)