Jakarta -Beberapa hari setelah film Joker menggemparkan dunia dan mencuri perhatian publik, banyak yang latah menirukan gaya riasan musuh Batman tersebut. Gaya ini muncul di berbagai aksi demonstransi yang belakangan marak terjadi di belahan dunia. William Blanc, sejarawan menyebutkan, ini masih gerakan bawah tanah, tapi mungkin juga merupakan suatu bentuk protes gaya baru layaknya pemakaian topeng dari film "V for Vendetta".
Aksi demo yang dilatarbelakangi ketidakpuasan atas kebijakan pemerintah terjadi di beberapa negara, mulai dari Chile, Libanon, Hong Kong hingga Irak. Para demonstrans mulai menggunakan senyum yang berlebihan khas Joker yang digambarkan oleh Todd Philips dalam filmnya. Wajah badut penjahat ini kini terlihat dalam topeng, graffiti, dan juga cat wajah. “Film Joker arahan Todd Philips ini memiliki kekuatan evokatif yang nyata.” kata Blanc penulis buku ‘Pahlawan Super: Sejarah Politik’ seperti yang diberitakan france24.com, Jumat, 25 Oktober 2019.
Seorang wanita memakai riasan Joker di tengah-tengah aksi demo. (Foto: france24.com)
Beberapa minggu semenjak film ini dirilis, simbol Joker sudah mulai terlihat di jalan-jalan. Terutama di Lebanon, dimana terdapat sekelompok seniman grafiti bernama Ashekm telah melukis mural badut yang meringis yang memegang bom molotov. Grafiti lain juga ditemukan di berbagai penjuru dunia seperti di kota Chili, Los Angeles dimana seseorang telah menulis pada kaki patung ‘Kita semua badut’.
Referensi politik untuk karakter komik sangat banyak, dan Joker bukanlah satu-satunya topeng yang dikenakan dalam prosesi saat ini. Di Hong Kong misalnya, para demonstran menentang undang-undang darurat yang melarang penggunaan topeng Winnie The Pooh atau Pepe The Frog sebagaimana yang dicatat Associated Press.
Kita Semua Adalah Guy Fawkes
Namun, topeng yang paling umum digambarkan dalam berbagai demonstrasi tetap menjadi milik Guy Fawkes. Fawkes merupakan penghasut untuk melakukan kudeta yang gagal ketika ia berusaha meledakkan Parlemen Inggris pada 5 November 1605. Topeng tersebut digunakan oleh karakter bernama V, seorang pahlawan revolusioner anarkis dalam film V For Vendetta.
Kelompok hacker Anonymous juga mengadopsi topeng Fawkes sebagai ciri khas mereka dan sejak itu muncul di seluruh dunia. Representasi tersebut mempunyai lebih banyak kesamaan daripada yang mungkin anda pikirkan dengan Joker. “Tema sentral dari kedua film tersebut ialah fragmentasi sosial, fakta menemukan diri anda sendiri untuk mengatasi kesengsaraan anda sendiri pula,” ujar Blanc.
Pada akhir film Todd Philips, hampir serupa dengan akhir film V For Vendetta. "Semua orang yang mengenakan topeng yang serupa merupakan cara mereka berkumpul bersama sebagai sebuah kelompok, untuk menciptakan kolektif, sehingga anda tidak merasa sendirian berjuang,” ujar Blanc.[]
(Dimas Wijanarko)
Baca Juga: Joker Ketar-ketir Digeser Maleficent: Mistress of Evil
Tangis Sekaligus Tawa Joker ala Sujiwo Tejo