Denny Siregar: Anies, Ganjar dan Risma di Pusaran Corona

Banyak kepala daerah bagus seperti Ganjar dan Risma, tidak menakut-nakuti seperti Anies Baswedan dalam pusaran virus corona. Tulisan Denny Siregar.
Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Tri Rismaharini. (Foto dari kiri ke kanan: Antara, Breakingnews.co.id, Mediabidik.com)

Heboh virus corona memunculkan banyak reaksi di Indonesia. Masker ditimbun, ada lagi yang dijual dengan harga selangit. Orang-orang panik dan sibuk memborong beras dan makanan, seolah kiamat sebentar lagi terjadi.

Tetapi ada juga warga masyarakat yang cuek, seolah tidak terjadi apa-apa. Bagi mereka corona bukan ancaman. Yang menakutkan itu adalah tagihan debt collector karena belum bisa bayar pinjaman online, juga tarikan di jalan kaena cicilan motor sudah telat 3 bulan. Dan yang lebih menakutkan lagi adalah ketika pacar berbisik, "Yang, sudah telat dua bulan."

Yang menarik adalah reaksi para kepala daerah saat menghadapi virus corona ini. Reaksi paling politis dilakukan Anies Baswedan, Gubernur DKI. Padahal Presiden belum umumkan secara resmi bahwa ada warga Indonesia yang positif terkena corona, Anies sudah menakut-nakuti warganya dan seluruh rakyat Indonesia kalau ada 115 warga Jakarta yang terduga kena corona.

Anies pengin jadi pahlawan, dianggap sebagai kepala daerah paling sigap dalam penanganan corona. Dia juga mendadak mengeluarkan Instruksi Gubernur untuk penanganan corona. Dan semua ini ia lakukan dengan keriuhan, pakai media supaya menunjukkan ia paling sigap dalam segala hal.

Belum selesai, Fahira Idris pendukung berat Anies Baswedan tiba-tiba ngetwit dan bicara berapa saja penderita corona di Indonesia. Ini seperti sebuah isu yang diorkestrasi untuk menimbulkan kepanikan. Dan Anies nanti akan muncul sebagai pahlawan.

Tetapi sayangnya, drama Korea ini pun ketahuan. Orang-orang mencemooh gaya Anies karena berasa sudah hapal gaya pencitraannya waktu banjir terjadi. "Udah basi," kata seorang teman. Malah waktu Anies bilang akan bikin tim corona, Ketua DPRD DKI ketawa dan bilang, "Halah, cuman casing aja."

Ini seperti sebuah isu yang diorkestrasi untuk menimbulkan kepanikan. Dan Anies nanti akan muncul sebagai pahlawan.

Maksud hati mau menarik simpati, Anies Baswedan malah jadi bahan ejekan karena memainkan isu corona sebagai tangga popularitasnya. Yang mendukung cuma buzzer-buzzer-nya doang ditambah sekelompok kadrun peminum kencing onta.

Reaksi Wali Kota Depok sebenarnya lumayan. Ia menunggu sampai Presiden memberi pengumuman resmi. Tapi kemudian jadi blunder karena Wali Kota Depok dituding membocorkan alamat mereka yang dianggap positif corona. Wali Kota Depok juga memberikan solusi untuk menghadapi virus corona, yaitu jangan merokok. Lha, apa hubungannya merokok dan virus corona?

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menanggapi isu corona dengan lelucon. Ia bilang, "Semoga warga Surabaya tidak kena virus corona karena mereka semua suka makan soto dan rawon." Enggak tahu, apa hubungannya. Mungkin karena makan soto dan rawon, warga Surabaya selalu berbahagia dan kebahagiaan itu mencegah virus corona masuk ke badannya.

Tapi Risma sudah sejak jauh hari bersiap diri dengan adanya corona. Ia dengan diam-diam memborong masker sejak bulan Januari, untuk dibagikan ke warganya nanti kalau virus corona menyebar di Surabaya. Sebuah langkah antisipasi yang tepat, tanpa membuat keributan dan kepanikan.

Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah juga patut diacungi jempol. Sejak awal Ganjar selalu mengantisipasi isu virus corona akan meledak di sini. Dengan membawa nama sebagai Ketua Umum Alumni Gadjah Mada atau Kagama, Ganjar menghadap Jokowi, menyatakan siap membantu pemerintah pusat dalam menghadapi virus corona.

Dukungan Ganjar Pranowo inilah yang membuat Jokowi tenang dalam menyampaikan berita bahwa ada rakyatnya yang terdampak corona. Karena isu corona ini sangat berbahaya, kalau salah sedikit menginformasikan, ekonomi nasional bisa terancam.

Dan ketika Presiden mengumumkan, Ganjar langsung membuat statement kepada warga Jawa Tengah supaya jangan panik dengan gaya yang tenang. Dan tenangnya warga Indonesia secara keseluruhan dalam menghadapi isu corona ini karena kepintaran kepala daerahnya dalam membangun komunikasi dan informasi.

Banyak kepala daerah yang bagus seperti Ganjar dan Risma, tidak menakut-nakuti seperti Anies Baswedan. Karena itu kita kasih nilai 10 untuk Ganjar Pranowo dan Risma dalam reaksinya menghadapi virus corona.

Wali Kota Depok kita kasih nilai 6 saja karena blunder sudah membocorkan data.

Dan Gubernur DKI Anies Baswedan, enaknya dikasih nilai berapa ya karena sudah membangun ketakutan, tidak koordinasi dengan pusat pemerintahan, dan sibuk dengan pencitraan? Okay, kita kasih nilai 10 saja sebagai pemberian. Tapi jangan lupa, bacanya dari kanan ke kiri biar lebih syari.

Maaf, sekadar mengingatkan.

*Penulis buku Tuhan dalam Secankir Kopi

Tulisan ini sebelumnya telah di-publish dalam bentuk video di Cokro TV dengan judul Denny Siregar: Gubernur (Me)Rasa Presiden

Baca opini lain:

Berita terkait
Cegah Corona, Bandara Kualanamu Lakukan Disinfeksi
PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandar Udara Internasional Kualanamu, melakukan disinfeksi.
Yogyakarta di Antara Turis Asing dan Isu Corona
Pelaku wisata Malioboro Yogyakarta kerap berinteraksi dengan turis asing. Apa kata mereka di tengah isu virus Corona?
Isu Corona, Empon-empon di Yogyakarta Laris Manis
Pasar Beringharjo di Yogyakarta diserbu pembeli temulawak, jahe, serai, kunyit, dan jahe merah. Orang-orang ini tak ingin tertular virus corona.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.